All Chapters of Gairah Berkuasa : Mempelai Wanita Tuan Tremont yang Berharga: Chapter 201 - Chapter 210
1901 chapters
Bab 202 Seperti Istri Yang Sedang Kesal
Baik Mark maupun Nina belum juga kembali ke kediaman Tremont. Walaupun begitu, Arianne tidak peduli dan tetap tidur seperti biasanya.Pada tengah malam, Mary akhirnya tidak bisa menahan diri dan pergi ke kamar Arianne untuk membangunkannya. “Kau masih bisa tidur? Apakah Aery Kinsey masih belum cukup hingga kau mau memberikan suamimu ke tangan wanita lain lagi? Tuan dan Nina masih belum kembali. Apa kau tidak khawatir sedikitpun?”Arianne berkata dengan cuek. “Apa menurutmu aku bisa mengatur Mark?”Mary memberikan ponselnya padanya. “Ini, telepon dia sekarang. Jika tuan tidak pulang juga, aku tidak akan bisa tidur! Selama kau menjadi nyonya Tremont, kau harus memenangkan hatinya! Ini demi kebaikanmu sendiri. Apa kau mengerti?”Arianne menatap ponselnya beberapa saat sebelum menelpon Mark.Tanpa dikira, teleponnya langsung diangkat. Suara Mark terdengar serak, “Halo?”Arianne dengan santai bertanya, “Jam berapa kau akan pulang?”“Aku kira kau tidak mau melihat wajahku?” Jawab Mar
Read more
Bab 203 Tersangkut
Perasaan ragu yang dirasakan Arianne seolah langsung sirna begitu saja saat dia mendengar suara lembaran buku yang sedang dibalik. “Aku tidak bisa keluar, kau tahu kondisiku. Kau pergi saja dan sampaikan salamku padanya.”Tiffany terdengar sedikit sedih. “Baiklah kalau begitu...Aku akan menanyakan kepadanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mungkin kecelakaan bisa terjadi begitu saja? Jika itu benar perbuatan dari keluarga Galena, aku tidak akan pernah memaafkan mereka!”Mendengar ini, Arianne merasa bersalah karena Mark. “Baiklah… hati-hati.. Aku bahkan belum bangun dari tempat tidur. Aku akan menutup teleponnya.” setelah dia menutup teleponnya, dia diam beberapa saat di tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.Akhir-akhir ini dia banyak menghabiskan waktu di tempat tidur, dia baru menyadari kalau rambutnya sudah semakin panjang.. beberapa helai rambutnya bahkan kusut dan dia sudah melakukan apapun tapi tetap saja rambut itu tidak bisa disisir. L
Read more
Bab 204 Memuakkan
Tiffany mengejek. “Ibumu dan si jalang, Aery. enak sekali menjadi orang kaya. Aery sudah menabrakmu dan menyebabkan mu keguguran, tapi, lihatlah dia sekarang, berkeliaran kemana-mana. Aku pikir dia akan masuk penjara bertahun-tahun! Memuakkan! Mereka pasti menghabiskan banyak uang sebagai ganti agar dia tidak dipenjara. Bagaimana mungkin Mark membiarkan ini begitu saja?”Arianne menarik nafas dalam, dia tidak berani mengungkapkan yang sebenarnya. “Dia adalah adikku. Kita memiliki ibu yang sama. Karena ibuku telah melahirkanku, aku akan anggap kalau aku membayar hutang budi padanya. Ngomong-ngomong, apa yang mereka lakukan di rumah sakit?”Tiffany berpikir sejenak lalu menjawab, “Tampaknya ibumu kesana untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Dia memiliki kehidupan yang baik, lebih baik darimu. Kesehatannya baik. Dia tidak memiliki masalah kesehatan apapun walaupun sudah berumur. Aku dengar dokter berkata kalau kondisi fisiknya bisa dibilang sebagus wanita muda karena dia selalu merawat
Read more
Bab 205 Memutus Hubungan
Tidak lama setelah itu, Mark memasuki kamar. “Ada apa?”Arianne menatap ke arahnya dengan mata merah. “Apa kau bersama Aery karena kau menyukainya atau karena kau mau balas dendam padaku? Hmm? Aku mengaku kalah, oke? Seberapa bencinya kau padaku hingga kau melakukan ini? Menikahiku, lalu bermain dengan adik tiriku di belakangku. Kau tidak hanya memaafkannya karena telah membunuh anak kita, tapi kau juga melindunginya dan membantu keluarga Kinsey setelah kejadian itu. Jika kau sangat menyukainya, kenapa kau tidak membiarkan aku pergi? Jika itu hanya untuk balas dendam, aku menyerah. Aku bukanlah lawan yang sebanding denganmu. Aku akan menggunakan seluruh hidupku untuk membayar kembali semua hutangku padamu. Jangan membuatku jijik dengan orang-orang itu lagi!” Arianne mengambil nafas dalam sebelum melanjutkan. “Tidak peduli seberapa buruknya aku dimatamu, aku sudah menjadi orang yang paling sengsara sekarang! Aku bahkan membenci diriku sendiri. Ibuku… ibu kandungku bekerja sama denganm
Read more
Bab 206 Rubahlah Nada Suaramu
Saat Mark menutup teleponnya, Arianne merasa puas. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar merasakan nikmatnya balas dendam. Dia bisa mengerti sekarang kenapa Mark sangat suka menyiksanya. Apakah dia merasakan apa yang dia rasakan saat dia melihatnya di siksa dan menyedihkan?“Apa yang kau pikirkan? Apa kau lapar? Mau kebawah dan makan sesuatu?” Mark tidak tahu apa yang ada di kepalanya tapi kebaikannya yang tiba-tiba ini membuat Arianne lengah.“Aku sedikit lapar tapi aku tidak mau makan dibawah. Biarkan Mary mengantar makanannya ke kamar saja…”Mark tidak memaksanya kebawah. “Kembalilah ke tempat tidur kalau begitu.”Makan siang diantar ke kamar oleh Mark, dan Si Putih mengikuti dengan santai di belakang Mark.Arianne bisa melihat kalau Mark takut dengan kucing. Jika Si Putih menyentuhnya, dia akan membeku. Saat Arianne sedang makan, dia bertanya pada Mark, “Kau tidak alergi dengan kucing , itu berarti kau takut dengan kucing kan?”“Makanlah.” Mark tidak mau menjawab pertanyaann
Read more
Bab 207 Cantik
Saat Arianne sedang mencoba merubah kata-katanya, Mark berbaring disampingnya. Dia merebut ponsel Arianne dan berkata. “Lalu, nada suara seperti apa yang kau ingin aku gunakan saat aku bicara denganmu?”Arianne menjawab, “Kembalikan ponselku… aku akan tidur setelah membalas pesan Tiffany.”Mark mengangkat tangannya sambil memegang ponselnya keatas. Arianne tidak akan bisa meraihnya. “Jawab dulu pertanyaanku.”“Aku bukan anakmu… jadi nada suara seperti apa yang menurutmu kau harus gunakan?” Arianne bertanya balik.“Ajari aku?” Mark menatapnya dengan mata berbinar.Arianne memukul dada Mark pelan dan berkata. “Ayo tidur.”Mark tiba-tiba mencium dahi Arianne. “Kau bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk bersikap imut. Apa kau ini benar-benar perempuan?” setelah itu, dia mengembalikan ponselnya padanya sebelum dia mencari posisi nyaman untuk tidur.Jantung Arianne berdetak sangat kencang seolah itu akan keluar dari dadanya. Dia buru-buru membalas pesan Tiffany, mematikan ponselnya d
Read more
Bab 208 Ada Yang Salah?
Setelah sarapan, Arianne dan Mark keluar bersama. Dimobil, sikap ‘ayah bertanggung jawab’ Mark seolah muncul. “Telepon aku jika kau merasa tidak enak badan di kantor. Jika aku sibuk dan tidak menjawab teleponmu, mintalah Eric untuk mengantarmu pulang dan minta Henry untuk memanggil dokter ke rumah. Jangan memaksakan dirimu. Kesehatan yang buruk berarti daya tahan tubuh lemah. Jangan pergi ke tempat seperti rumah sakit. Bukannya aku tidak mau kau bekerja. Aku hanya takut sesuatu terjadi padamu. Selama kau baik-baik saja, kau boleh melakukan apapun yang kau mau.”Arianne menatap ke arahnya seolah sedang melihat seorang monster. “Apa kau salah minum obat hari ini?”Ekspresi Mark menjadi gelap. “Apa kau bilang?”Arianne langsung merubah kalimatnya. “Bukan, maksudku, kenapa kau bawel sekali. Aku bukan anak kecil lagi. Aku tidak akan bersikeras untuk bekerja jika aku tidak merasa sehat. Aku bekerja untuk mendapatkan uang, bukan untuk senang-senang, aku tidak akan memaksakan diriku. Kau ti
Read more
Bab 209 Dendam Wendy
Arianne bingung. Satu-satunya telepon kantor di seluruh departemen desain ada di meja Lily, dan itu bisanya hanya untuk urusan pekerjaan, Arianne juga tidak pernah ditelepon perihal pekerjaan. Arianne bangun dan berjalan untuk mengangkat teleponnya. Arianne menjawab teleponnya. “Halo? Selamat pagi. Dengan Glide Design.”“Hah, ini aku, Wendy Galena.”Mendengar suara dari sisi lain telepon, Arianne pun semakin bingung. “Wendy? Ada yang bisa aku bantu?”“Tidak ada. Aku melewati kantormu tadi dan melihat Mark mengantarmu ke kantor. Kau tersenyum dengan bahagia seolah kau menyukainya. Aku benar-benar mengira kau menyukai Will. aku sangat tidak suka melihatmu seolah tidak terpengaruh dengan apa yang Mark sudah lakukan pada keluarga Sivan. Kau cukup kejam. Ya. aku rasa semua orang akan sangat senang menjadi nyonya Tremont. Kau pasti sudah melakukan hal baik kehidupanmu sebelumnya hingga kau bisa menjadi istri Mark walaupun kau bukan dari keluarga terpandang.”“Apa ada lagi yang mau kau
Read more
Bab 210 Berlebihan
”Itu adil. Jika wanita lain ada diposisiku, dia akan melakukan hal yang sama. Jadi menurutmu aku tidak boleh membalas dendam padamu setelah semua yang kau lakukan padaku? Menyedihkan sekali!” ucap Arianne dengan ekspresi dingin di wajahnya.Seolah ingin melukai Arianne, Aery menggertakan giginya dan menjawab. “Mark bahkan tidak mencintaimu. Kenapa kau pikir dia mau menutupi perbuatanku saat dia tahu bahwa akulah yang menyebabkan kau keguguran? Tampaknya kau merasa kalau kau adalah orang yang penting sekarang. Lihatlah dirimu. Mark hanya menikahimu agar dia bisa menyiksamu secara perlahan, demi membalaskan dendam nya. Ayahmu sudah mati. Belasan nyawa orang yang mati bersamanya dalam kecelakaan pesawat itu adalah hutang yang harus kau bayar pada keluarga Tremont sekarang. Dia tidak mencintaimu, tapi kau, kau berpikir kalau kau sudah menang!”“Ini tidak ada hubungannya dengan cinta. Lagipula aku tidak mencintainya. Karena dia tidak mau menceraikanku, tidak peduli apakah ini pembalasan d
Read more
Bab 211 Kata-Kata Tak Terucap
Agar tidak membangkitkan kecurigaan Mark, Arianne meminta untuk pergi satu setengah jam lebih awal dibandingkan Lily di sore hari. Dia tidak meminta pada Eric, takut akan memberitahu Mark.Ketika Arianne meninggalkan kantor, dia membeli sejumlah buah dan menaiki taksi ke rumah sakit. Tidak lama sebelum dia menemukan bangsal Will. Dia ragu-ragu sejenak, terjebak dalam dilema, sebelum dia akhirnya mengetuk pintu.Suara jernih Will terdengar dari balik pintu. “Masuk.”Arianne merasa sangat yakin ketika mendengar suara Will. Dia mendorong pintunya terbuka, dan menyunggingkan senyum kecil. “Aku pulang kerja lebih awal hari ini dan terlintas untuk mampir karena kau masuk rumah sakit. Bagaimana kabarmu?”Will merasa sedikit tertegun karena dia tidak mengira akan bertemu Arianne. Ketika dia telah sadar, matanya dipenuhi kegembiraan. “A...Aku tidak mengira kau datang. Aku baik-baik saja. Kakiku patah, tidak terlalu serius. Duduklah.”Arianne memeriksa Will dan perasaan bersalah di dalam hatinya
Read more