Arianne tidak segera menolaknya. Dia menjawab dengan bijak, “Kita akan… bicarakan ini saat waktunya tiba. Dia menghela nafas ketika kembali ke kamarnya. “Tiffie, ibumu baru saja memintaku untuk memberinya bagian dari pembayaran sewa rumah, biaya air, dan biaya listrik. Dia mengeluh uang saku yang kau berikan padanya terlalu kecil.”Tiffany memutar makatanya. “Abaikan dia. Aku telah memberinya banyak. Aku kehabisan uang setiap bulan, apa lagi yang ia mau dariku? Ngomong-ngomong, ponselmu berdering ketika kau berada di kamar mandi. Aku tidak mengeceknya. Sepertinya sebuah pesan.”Arianne menyeka rambutnya saat dia meraih ponselnya. Itu pesan dari Mary. “Ari, tuan Tremont telah pulang ke rumah setiap hari sejak kau pindah. Aku kau benar-benar tidak pulang ke rumah? Jika kau ingin marah, marah sajalah. Mengapa harus pindah? Ini bukan seperti kau sudah cerai.”Arianne bergumam sebelum dia menjawab pesan itu. “Mary, telah berhenti menyibukkan dirimu dengan masalah kami. Dia menolak untuk
Arianne terpukau dengan penampakan pusat perbelanjaan saat mereka tiba. Dia berbelanja untuk merek-merek murah dan tidak bermaksud untuk membeli apapun yang terlalu mahal.Di sisi lain, Lillian berkeliling hanya di sekitar kasir barang-barang bermerk. Dia memanfaatkan kesempatan saat Tiffany pergi ke ruang ganti dan menarik Arianne. “Ari, lihat betapa cantiknya baju disana. Aku sudah sangat lama tidak membeli baju baru apapun. Anakku sungguh tak berguna. Aku biasanya begitu memanjakan dia di masa lalu, dan sekarang, dia bahkan tidak mau membelikanku sepotong baju pun.”Arianne memaksakan dirinya untuk bertanya, “Lalu, bagaimana jika aku membelikannya untukmu? Aku meninggalkan kediaman Tremont jadi aku harus bisa bertahan hidup sendiri. Aku tidak punya banyak uang jadi aku hanya mampu membelikan satu...”“Baik, baik, baik,” Lillian dengan cepat menjawab. “Hanya satu. Kau terbaik, Ari!”Arianne menyeka keringat dingin dari alisnya ketika dia melihat harga baju yang Lillian pilih. Dia
Arianne menggelengkan kepalanya. “Aku tidak masuk. Terasa canggung. Kembalikanlah padanya dariku. Aku akan pergi sekarang.”Mary segera berseru, “Apa yang kau lakukan? Cuaca begitu panas. Lihat wajahmu merah karena kepanasan. Bagaimana bisa kulitmu menghadapi ini? Apa jadinya jik kau terkena stroke panas? Stroke panas bisa membunuhmu juga! Kau bisa menjauh dari tuan Mark, tetapi tidakkah kau mau bertemu denganku? Masuklah, kau bisa bersantai di kamarku!”Setelah ragu-ragu sesaat, Arianne mengikuti Mary ke kamar pembantu. Semua orang sedang bekerja saat ini jadi tidak ada yang berada di kamar. Meskipun kamar itu diisi oleh empat orang, kamar itu begitu luas dan memiliki semuanya. Bahkan ada kamar mandi tersendiri dan sebuah dapur.Mary kembali dari lantai atas sebentar dan mengembalikan kartunya pada Arianne. “Sudah kubilang, tuan tidak begitu pelit. Dia tidak menginginkannya dan memintaku mengembalikannya padamu. Dia berkata agar menyimpannya untuk keadaan darurat.”Arianne terheran-he
Arianne sebenarnya tidak ingin pindah. “Tiffie, aku mengerti maksudmu, tetapi aku pindah kemari karena aku tidak ingin tinggal sendiri. Kita bisa melakukan ini. Aku akan menabung untuk si Putih dan pengeluaran pribadiku setiap bulan. Aku akan memberikan sisanya padamu untuk membeli makanan, sewa, tagihan listrik, dan lainnya. Aku tidak akan punya apapun untuk diberikan pada ibumu ketika dia meminta karena uangku ada padamu.”Tiffany hanya dapat setuju. “Aku rasa itu semua yang dapat kita lakukan. Jangan khawatir. Kau biasanya tidak makan di rumah, hanya selama akhir pekan. Kau tidak perlu membayar biaya hidup. Setelah membagi biaya sewa, tagihan listrik, dan yang lainnya, aku akan menabungkan sisanya untukmu. Aku tidak akan menggunakannya untuk apapun. Hanya saja jangan biarkan ibuku tahu bahwa kita punya uang.”Saat Arianne berbaring, Tiffany segera berseru, “Ari, lihatlah! Seseorang mengambilkan foto kita saat membeli telur dadar gulung isi! Bahkan ada foto kita pulang ke rumah. Beri
Setelah Tiffany membeli alat tes kehamilan, Arianne langsung mengecek dirinya dan mendapatkan hasilnya kurang dari lima menit. Dua garis. Dia tidak sanggup mempercayainya dan memutuskan untuk melakukan tes ulang besok pagi. Hasilnya akan lebih akurat di pagi hari.Pagi telah tiba keesokan harinya, dia merasa putus asa. Dia benar-benar hamil. Memperhitungkan waktunya, sudah sekitar tiga bulan saat ini. Kemudian dia menyadari berapa lama sejak dia meninggalkan kediaman keluarga Tremont. Terasa aneh.Setelah Arianne mengkonfirmasi hasilnya, Tiffany bertanya, “Apa rencanamu? Itu anak Mark, kan?”Arianne terdiam sesaat sebelum menjawab, “Baik Will maupun aku tidak sadar hari itu, hampir tidak mungkin terjadi sesuatu. Hanya Mark yang mungkin. Namun, dia pasti tidak akan mempercayainya. Dia tidak percaya saat pertama kali, dia pasti tidak akan percaya kali ini. Aku benar-benar tidak tahan bagaimana dia terus menanyakan ku tentang siapa ayah dari bayi itu dengan nada datar dan dinginnya saat i
Melihat ke sekeliling pada para ibu hamil yang ditemani suami mereka, Arianne merasa agak sedih. Saat sudah waktunya giliran dia, Tiffany masuk kedalam dengan Arianne. Setelah pemeriksaan darah dan scan usg, dokter memeriksa hasilnya dan berkata, “Kandunganmu berusia 12 minggu dan janinnya cukup sehat. Apakah ini pemeriksaan pertamamu? Kau harus lebih memperhatikan kondisimu. Arsipkan dokumen mu dan kembali lagi untuk pemeriksaan lebih rinci lain kali.”Waktu sudah menunjukan jam dua siang saat mereka meninggalkan rumah sakit dan pergi menuju restoran terdekat untuk makan siang. Tiffany memesan dua porsi makanan karena dia sangat lapar. “Repot sekali untuk periksa kandungan. Seharian penuh hilang begitu saja. Ada terlalu banyak orang di rumah sakit umum. Kenapa kau tidak ke rumah sakit swasta saja? Kalau tidak, aku akan kewalahan dan kau pun juga akan kewalahan setiap kali kau kesana.”Arianne memegang perutnya yang agak sedikit menonjol. Lalu dia berkata sambil tersenyum. “Ya, ayo k
Lillian langsung setuju dan menunjukan perhatian pada Arianne. Lillian juga mengingatkan dia untuk memperhatikan makanan yang dia makan selama kehamilannya. Dia mencoba menunjukan sikap keibuannya pada Arianne. Namun, menurut Tiffany, pengalaman Lilian hanyalah sebatas saat dia hamil dan melahirkan saja. Karena makanan sehari-hari Tiffany disiapkan oleh ahli nutrisi, jadi sebenarnya Lillian tidak tahu apa-apa.Keesokan harinya, Tiffany ke lantai bawah membeli Jian Bing untuk sarapan, dia tidak tega melihat Arianne mengantri saat sedang hamil. Lalu pandangan matanya tertuju pada barisan depan. Sudah lama sejak dia melihat Ethan apakah dia sudah bosan dengan makanannya atau apakah pacarnya yang bosan? Dia mungkin tidak akan datang lagi kesini...Menyadari lamunannya, Tiffany menggelengkan kepalanya. Pria itu tidak pantas untuknya.Setelah dia membeli makanannya, Arianne keluar juga. Tiffany memberikan Jian Bing itu padanya. “Aku sudah meminta penjualnya untuk menambahkan beberapa bumb
Saat Tiffany sedang ada waktu luang, dia mengunduh aplikasi kehamilan dan bayi ke ponselnya dan mengisi informasinya sesuai dengan kondisi Arianne. Dia menyimpan semua yang dia butuhkan, termasuk apa saja yang Arianne bisa dan tidak bisa makan. Karena dia sedang serius dengan ponselnya, dia tidak menyadari kalau ada yang mengetuk mejanya. “Kapankah kau akan berhenti bermalas-malasan seperti ini saat bekerja?”Tiffany melirik ke arah Jackson lalu menoleh ke ponselnya lagi. “Aku tidak punya pekerjaan sekarang, apa kau mau memberikanku tugas? Kalau iya, aku akan langsung mengerjakannya.”Menyadari kalau dia sedang fokus pada ponselnya, Jackson tidak bisa menahan diri dan mengintip pada ponselnya. Dia tercengang saat melihat aplikasi kehamilan dan anak itu. Dia langsung berseru. “Siapa yang hamil?”Tiffany terkejut. “A...Aku… bukankah pertanyaanmu ini agak terlalu peribadi sebagai seorang bos?” Dia tidak bisa mengatakan rahasia Arianne, karena jika Jackson mengetahui kalau Arianne hamil