Arianne sebenarnya tidak ingin pindah. “Tiffie, aku mengerti maksudmu, tetapi aku pindah kemari karena aku tidak ingin tinggal sendiri. Kita bisa melakukan ini. Aku akan menabung untuk si Putih dan pengeluaran pribadiku setiap bulan. Aku akan memberikan sisanya padamu untuk membeli makanan, sewa, tagihan listrik, dan lainnya. Aku tidak akan punya apapun untuk diberikan pada ibumu ketika dia meminta karena uangku ada padamu.”Tiffany hanya dapat setuju. “Aku rasa itu semua yang dapat kita lakukan. Jangan khawatir. Kau biasanya tidak makan di rumah, hanya selama akhir pekan. Kau tidak perlu membayar biaya hidup. Setelah membagi biaya sewa, tagihan listrik, dan yang lainnya, aku akan menabungkan sisanya untukmu. Aku tidak akan menggunakannya untuk apapun. Hanya saja jangan biarkan ibuku tahu bahwa kita punya uang.”Saat Arianne berbaring, Tiffany segera berseru, “Ari, lihatlah! Seseorang mengambilkan foto kita saat membeli telur dadar gulung isi! Bahkan ada foto kita pulang ke rumah. Beri
Setelah Tiffany membeli alat tes kehamilan, Arianne langsung mengecek dirinya dan mendapatkan hasilnya kurang dari lima menit. Dua garis. Dia tidak sanggup mempercayainya dan memutuskan untuk melakukan tes ulang besok pagi. Hasilnya akan lebih akurat di pagi hari.Pagi telah tiba keesokan harinya, dia merasa putus asa. Dia benar-benar hamil. Memperhitungkan waktunya, sudah sekitar tiga bulan saat ini. Kemudian dia menyadari berapa lama sejak dia meninggalkan kediaman keluarga Tremont. Terasa aneh.Setelah Arianne mengkonfirmasi hasilnya, Tiffany bertanya, “Apa rencanamu? Itu anak Mark, kan?”Arianne terdiam sesaat sebelum menjawab, “Baik Will maupun aku tidak sadar hari itu, hampir tidak mungkin terjadi sesuatu. Hanya Mark yang mungkin. Namun, dia pasti tidak akan mempercayainya. Dia tidak percaya saat pertama kali, dia pasti tidak akan percaya kali ini. Aku benar-benar tidak tahan bagaimana dia terus menanyakan ku tentang siapa ayah dari bayi itu dengan nada datar dan dinginnya saat i
Melihat ke sekeliling pada para ibu hamil yang ditemani suami mereka, Arianne merasa agak sedih. Saat sudah waktunya giliran dia, Tiffany masuk kedalam dengan Arianne. Setelah pemeriksaan darah dan scan usg, dokter memeriksa hasilnya dan berkata, “Kandunganmu berusia 12 minggu dan janinnya cukup sehat. Apakah ini pemeriksaan pertamamu? Kau harus lebih memperhatikan kondisimu. Arsipkan dokumen mu dan kembali lagi untuk pemeriksaan lebih rinci lain kali.”Waktu sudah menunjukan jam dua siang saat mereka meninggalkan rumah sakit dan pergi menuju restoran terdekat untuk makan siang. Tiffany memesan dua porsi makanan karena dia sangat lapar. “Repot sekali untuk periksa kandungan. Seharian penuh hilang begitu saja. Ada terlalu banyak orang di rumah sakit umum. Kenapa kau tidak ke rumah sakit swasta saja? Kalau tidak, aku akan kewalahan dan kau pun juga akan kewalahan setiap kali kau kesana.”Arianne memegang perutnya yang agak sedikit menonjol. Lalu dia berkata sambil tersenyum. “Ya, ayo k
Lillian langsung setuju dan menunjukan perhatian pada Arianne. Lillian juga mengingatkan dia untuk memperhatikan makanan yang dia makan selama kehamilannya. Dia mencoba menunjukan sikap keibuannya pada Arianne. Namun, menurut Tiffany, pengalaman Lilian hanyalah sebatas saat dia hamil dan melahirkan saja. Karena makanan sehari-hari Tiffany disiapkan oleh ahli nutrisi, jadi sebenarnya Lillian tidak tahu apa-apa.Keesokan harinya, Tiffany ke lantai bawah membeli Jian Bing untuk sarapan, dia tidak tega melihat Arianne mengantri saat sedang hamil. Lalu pandangan matanya tertuju pada barisan depan. Sudah lama sejak dia melihat Ethan apakah dia sudah bosan dengan makanannya atau apakah pacarnya yang bosan? Dia mungkin tidak akan datang lagi kesini...Menyadari lamunannya, Tiffany menggelengkan kepalanya. Pria itu tidak pantas untuknya.Setelah dia membeli makanannya, Arianne keluar juga. Tiffany memberikan Jian Bing itu padanya. “Aku sudah meminta penjualnya untuk menambahkan beberapa bumb
Saat Tiffany sedang ada waktu luang, dia mengunduh aplikasi kehamilan dan bayi ke ponselnya dan mengisi informasinya sesuai dengan kondisi Arianne. Dia menyimpan semua yang dia butuhkan, termasuk apa saja yang Arianne bisa dan tidak bisa makan. Karena dia sedang serius dengan ponselnya, dia tidak menyadari kalau ada yang mengetuk mejanya. “Kapankah kau akan berhenti bermalas-malasan seperti ini saat bekerja?”Tiffany melirik ke arah Jackson lalu menoleh ke ponselnya lagi. “Aku tidak punya pekerjaan sekarang, apa kau mau memberikanku tugas? Kalau iya, aku akan langsung mengerjakannya.”Menyadari kalau dia sedang fokus pada ponselnya, Jackson tidak bisa menahan diri dan mengintip pada ponselnya. Dia tercengang saat melihat aplikasi kehamilan dan anak itu. Dia langsung berseru. “Siapa yang hamil?”Tiffany terkejut. “A...Aku… bukankah pertanyaanmu ini agak terlalu peribadi sebagai seorang bos?” Dia tidak bisa mengatakan rahasia Arianne, karena jika Jackson mengetahui kalau Arianne hamil
Jantung Tiffany berdetak kencang. Dia tidak pernah dekat dengan pria dan juga tidak dekat dengan rekan kerjanya, jadi hampir tidak ada satu orang pun yang pernah menunjukkan rasa peduli padanya. Dia tidak mengira Jackson akan mempercayai kebohongannya dan bahkan ingin bertanggung jawab!“Itu tidak perlu… jangan khawatirkan aku, aku bisa mengurusnya sendiri.” Tiffany menolak dengan halus, kehamilannya sama sekali tidak sungguhan. Dia akan ketahuan jika dia terus saja melanjutkan pembicaraan itu.“Lebih baik untuk melakukan aborsi secepat mungkin, karena itu akan tidak baik untuk mu. Selain itu, mulai sekarang, aku akan menyiapkan makan siang untukmu. Kau harus berhenti makan di kantin kantor. Makanan disana memang lumayan, tapi makanannya tidak sesuai untuk kebutuhan wanita hamil. Maka kita akan makan di restoran White Water Bay hari ini.” Jackson merasa tenang setelah memikirkan ide itu.Tiffany akan semakin merasa bersalah jika dia terus saja berbohong tapi dia tahu dia tidak sepin
Saat jam bekerja telah usai, Jackson mengirim pesan pada Tiffany. “Aku harus menghadiri makan malam malam ini jadi aku tidak bisa menjagamu. Ingatlah, jangan makan sembarangan.”Tiffany merasa bingung membaca pesan itu. Kenapa dia baik sekali? Seolah bayi itu adalah bayinya. Rasa frustasi seolah mencengkram Tiffany. Dan dia pulang tanpa membalas pesan itu.Saat dia tiba dirumah, dia melihat Lillian sedang makan buah di sofa. Lalu Lillian berseru, “Tiffie, aku tidak punya uang lagi. Bibi Renee mengajakku untuk bermain Mahjong besok. Berikan aku tiga ratus dolar.”“Tiga ratus? Yang benar saja? Apa kau masih makan? Apakah kau masih menyalakan AC? Kau selalu saja kalah tapi kau terus saja kesana lagi. Aku tidak tahu harus bilang apa lagi.” Tiffany mengganti sepatunya dan kembali ke kamarnya.Lillian merasa kecewa dan dia berkata dengan keras. “Kalau begitu, apa menurutmu Mark akan berterima kasih padaku dan memberikanku hadiah jika aku memberitahunya kalau Arianne sedang hamil? Aku tid
Arianne kaget saat dia berjalan untuk membersihkan ruang tamu. Makanan dari dua hari lalu baunya sangat tidak enak dan sepertinya sudah mulai membusuk. Karena dia sedang hamil, maka dia menjadi lebih sensitif terhadap bau. Lillian tiba-tiba teringat dengan kondisinya dan berseru. “Aku lupa kalau kau sedang hamil! Biarkan saja, aku akan membersihkannya. Kau istirahat saja. Apa kau mau makan sesuatu? Biar aku pesan makanan untukmu.”Arianne menggelengkan kepalanya dan menahan nafas saat dia membersihkan sampah dari meja. “Bibi Lane, Tiffie juga lelah karena bekerja. Kau harusnya jangan menyusahkannya dengan hal seperti ini kalau kau bisa mengurusnya sendiri. Untuk pekerjaan lain, seperti mengepel lantai dan membersihkan rumah bisa dikerjakan pada akhir pekan.”Lillian mengiyakan tapi matanya fokus pada televisi.Arianne tidak tahu harus mengatakan apa lagi, dia mengambil pakaian dan mandi. Dia kembali dari kantor cukup awal hari ini tapi dia merasa lelah sekali. Yang dia ingin lakukan