Bab 286. Jejak

Jalan berbatu menyulitkan pengejaran ini. Kecepatan yang ditambah tidak mengejar mobil jeep yang dilindungi kepulan debu. Bahkan, Pak Tiok sampai menghentikan motor karena pandangan mata terhalang dan aku yang tidak berhenti terbatuk-batuk.

“Kenapa berhenti?”

Aku menyorotkan tatapan kesal. Satu-satunya petunjuk hilang begitu saja di depan mata.

“Jalan ini, jalan tunggal. Kita pasti akan menemuinya. Semakin kita kejar, dia akan semakin berusaha menghilangkan jejak. Bukankah lebih baik kita biarkan mereka lengah?” ucap Pak Tiok setelah membuka helm. Dia mengeluarkan dua botol kecil berisi minuman mineral dari tas ransel yang tertangkup di dadanya.

“Minum dulu. Setelahnya kita lanjut.”

Aku menerima dan menenggaknya sampai tandas. Kemudian memintanya bergegas melanjutkan perjalanan.

Jejak roda mobil jeep terlihat jelas. Apalagi di jalan yang berlumpur. Jalan ini lurus terus dan kami mendapati jajaran gudang-gudang bekas. Seperti tempat perbaikan mesin-mesin pabrik. Tidak ada kegiatan, sep
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter