Bab 311.  Misi

Seorang istri memang tempat berbagi suka dan duka, terlebih saat ada masalah. Namun, itu tidak menurutku. Kalau dihitung jumlah masalah yang aku miliki, melebihi jumlah bulu di tubuhku. Perbandingannya berlebihan, ya?

Bukannya tidak percaya. Aku tidak ingin membebani Maharani dengan masalah yang tidak seharusnya dia tahu. Bisa jadi, sifat kawatir yang berlebihan akan mengganggu keseharian yang harusnya damai dan tentram. Apalagi aku tahu, otaknya sering berjalan liar dan menimbulkan pemikiran yang aneh-aneh.

Aku lebih suka melihat wajahnya yang tersenyum, dan damai. Dari pada menunjukkan kening berkerut karena memikirkan masalah laki-laki. Seperti sekarang ini. Mataku terbuai menatap wajah yang masih tertidur pulas.

“Suma, kecantikan perempuan itu bukan muncul saat berdandan. Tetapi saat tidurlah kecantikannya yang sebenarnya,” ucap Mamiku dulu.

Saat itu aku bingung mencari pasangan hidup. Bagaimana tidak bingung, semua model orang cantik ada di sekelilingku. Terus, kalau mengikuti pe
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter