Bab 337. Kritis

“Aku tahu Amelia sedih sekali melihat keadaan Mami. Tapi, kalau sama kamu kan bisa berbagi pertimbangan, Ran.” Mas Suma melayangkan protes karena tadi aku menyodorkan Amelia untuk melihat kondisi Nyonya Besar terlebih dahulu.

Laki-laki sering berpikir praktis, tidak menggunakan perasaan. Yang dilontarkan Mas Suma benar, tetapi bagaimana dengan Amelia yang resah menunggu sedari tadi? Amelia sungguh cemas dengan keadaan neneknya yang sudah merawatnya dari kecil.

Akhirnya di kesempatan terakhir, aku dan Mas Suma masuk kembali. Seperti tadi, keadaan ibu mertuaku tidak berubah. Tangannya yang keriput masih terkulai lemah. Belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran, hanya suara dari alat medis yang mendominasi.

“Ran….”

“Hmm….” Aku mendekatkan diri ke Mas Suma. Menunggu akan yang akan dilontarkan oleh suamiku ini.

Tangannya terulur menangkup tangan Nyonya Besar. Dengan pelan, dia mengusap punggung tangan keriput itu. Wajah sedih terpancar dan saat wajahnya mendongak, aku terhenyak. Mata Mas Sum
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter