Bab 515. Deal

“Kevin! Tidak lucu, tahu!” teriakku kesal.

“Habisnya kamu ini sudah mikir yang aneh-aneh,” serunya sambil tertawa terbahak-bahak, memperlihatkan matanya yang menyipit menggemaskan.

Bukan salahku kalau aku berpikir keliru. Pemandangan yang tampak di layar memperlihatkan ada shower di belakangnya, tergantung di dinding bebatuan berwarna hitam. Itu kan seperti di kamar mandi.

“Aku tadi baru datang. Dan langsung berenang mengusir penat. Ini aku sudah selesai dan membilas badan. Eh, kamu nelpon.”

“Tidak dingin?”

“Tidak. Justru badan jadi segar. Berenang kan semua anggota tubuh bergerak. Kalau di sana aku tidak sempat olah raga. Eh, sempat, ding. Olah raga angkat beban pas gendong kamu,” serunya semakin membuatku kesal. Sekarang penampakan di layar berganti. Dia sudah berpindah di bawah payung berwarna coklat susu.

Aku mendegus. “Kamu tidak iklas nolongin aku, ya?”

“Aku justru senang. Besuk kamu jadi ke sini, kan? Aku gendong lagi.”

“Ngawur!”

“Entar, ya,” ucapnya, kemudian layar ponsel berg
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter