Bab 537. Privasi

“Iya, lah, Vin. Coba kalau kamu mendapatkan foto Kak Wisnu. Satu saja. Pasti dia tidak mengelak kalau kemarin-kemarin sedang bersama Kak Rima. Telingaku benar-benar menangkap kalau Kak Wisnu memanggil sesorang dengan panggilan: sayang. Masak tukang paket dipanggil sayang? Tidak mungkin, kan?”

Aku menegakkan diri, posisi serius dengan pembicaraan ini. Dia pun mengikutiku, bahkan kedua kakinya diturunkan untuk duduk menghadapku.

“Amel. Sebenarnya aku tidak setuju kamu melakukan itu.”

“Kenapa? Ini wujud aku sayang kepada kakak aku. Sesama keluarga harus saling mengingatkan. Bisa jadi Kak Wisnu lupa dan melakukan hal yang keliru. Iya, kan?” Dahiku berkerut sambil menatap Kevin. Dia kan anak tunggal. Jadi tidak tahu rasanya memiliki saudara, yang harus saling menjaga. Aku salah mencari teman ngobrol.

“Nih, minum.” Aku melirik sambil dahi berkerut, dia yang menyodorkan kelapa muda. “Minum dulu supaya kepala dingin dan kita bisa melanjutkan bicara.”

“Apaan, sih, Vin! Lagi serius begitu di
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter