Bab 581. Malu

Ingin aku igh!

Dia memang tidak langsing atau ber-body bak gitar Spayol. Namun, kebersamaan dengannya membuat diri ini segar kembali. Harum dan hangat tubuh yang mampu melemparkan aku berenang di atas awan, mendaratkan ke taman indah yang tidak mampu menghentikan senyuman.

“Selalu aku merindukan kamu,” bisikku sambil menarik tubuhnya yang masih lembab karena gerakan yang berlebih. Rambut ikal hitam menguar keharuman, tidak menyurutkan aku untuk menciumnya.

“Kenapa?” Aku mengernyit saat dia beringsut memberi jarak. Dia meraih satu selimut untuk memberi batas.

“Supaya tidak bersentuhan langsung,” jawabnya setelah menyelesaikannya.

“Kamu takut?”

“Kebiasaannya gitu, kan? Kalau deketan lagi, minta nambah.”

Aku tertawa melihat matanya yang membulat sambil menggerakkan dagu. Terbersit untuk menggodanya. Kaki aku kalungkan di pinggangnya, membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya bisa mendengus.

“Mas lepaskan.”

“Tidak,” ucapku sambil tersenyum dan menariknya ke dalam pelukan.

“Kamu tidak malu?
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter