Bab 463
Ia berjalan menuju ruang tamu dan berdiri diam menunggu Avery mendekat.

"Apa lagi yang mau kamu bahas?" Avery berjalan menuju tangga, ingin naik ke atas untuk beristirahat.

"Apa kamu mau tidur?" Elliot memperhatikan tubuh rampingnya dan menurunkan pertahanannya.

"Avery. Tapi kita bisa ngobrol dulu, kalau itu mau kamu."

Avery tetap berdiri di dekat tangga dengan satu-satunya niat untuk menjauh darinya, karena hatinya sakit setiap kali mencium aromanya. Ini sangat akrab, namun takdir telah membuat hati mereka terpisah bermil-mil.

"Tidur sana!" Elliot duduk di sofa. "Aku akan pergi sebentar lagi."

"Oh ...." Avery memalingkan muka dari Elliot dan naik ke atas.

Elliot berdiri dari sofa begitu Avery naik. Dia akhirnya menyadari betapa egoisnya dia selama ini. Dia tidak pernah benar-benar mengerti apa yang diinginkannya. Dia berpikir, dia memberikan semua yang bisa dan menyalahkan Avery karena tidak menerimanya, padahal sebenarnya apa yang Elliot berikan bukanlah yang diinginkannya; da
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter