Gritte Make A Problem

Tidak lama berselang, mereka berdua pun sudah berada di kantin rumah sakit. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan dan mengobrol akrab, seperti selayaknya ibu dan anak. Ya, dari awal bertemu Aeron, Jesselyn memang menganggap sudah menganggap Aeron seperti anaknya sendiri. Paras Aeron yang amat menyerupai Daniel membuat Jesselyn menjadi teringat kepada janin yang digugurkannya belas tahun yang lalu itu, buah cinta pertamanya bernama Daniel.

"Kenapa rambut kamu diwarna gini, Aeron? Memangnya tidak pernah ditegur guru di sekolahan?" tanya Jesselyn setelah mereka mengobrol panjang lebar. Mulutnya memang gatal sekali untuk membahas penampilan remaja laki-laki itu.

"Hehehe." Aeron lebih dahulu nyengir sambil mengusap-ngusap rambutnya sendiri. "Sering ditegur guru sih, Tan," lirihnya.

"Ha? Trus kenapa tidak dirapiin? Masa anak sekolah penampilannya kayak preman gini. Ini apa lagi kalung-kalung, nggak keren ih cowok penampilannya acak-acakkan kayak gini," cerocos Jesselyn lagi, ia sama sekali t
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter