Mark menghentikan langkahnya lalu kembali berjalan. “Bisakah dia mengatakan sendiri apa yang dia pikirkan? Apakah dia butuh orang lain untuk mengatakannya?”Mary merasa bersalah dan terdiam. Melihat Mark telah pergi kembali, Brian dengan cekatan mengeluarkan mobil dari garasi ketika suara berat Mark menghentikannya. “Aku akan menyetir sendiri.”Brian menjawab lirih. Tangannya basah berkeringat. Kata-kata ‘Jangan buat masalah denganku’ terpampang di seluruh wajahnya saat ini. Siapa yang berani menghadapinya saat ini seakan-akan akan bertaruh nyawa!“Brian, bawa Arianne ke rumah sakit besok pagi. Lakukan pemeriksaan fisik seluruh tubuh dan beri aku hasilnya.” Setelah memberikan perintah, mobil Mark segera menghilang di gelap malam.Mendengar suara mobil menjauhi kediaman keluarga Tremont, Arianne bangkit dari tempat tidur dan berdiri di depan jendela. Dia merasa sedikit kesal. Lagi pula, Mark telah dengan sengaja membelikannya obat-obatan, dan dia tidak mengira situasinya akan beruba
Mark mengangguk lalu mengerutkan kening. Arianne baru saja sembuh beberapa waktu lalu, bagaimana bisa dia tiba-tiba mengalami anemia akut?Dia menghubungi kediaman keluarga Tresmont. Kepala pelayan Henry menjawab panggilan itu. “Beritahu dapur untuk membeli lebih banyak sayur mayur untuk meningkatkan kadar darah.”Henry mengiyakan perintah itu dan mematikan panggilannya. Pandangan Mark kembali pada berkas kerjanya.“Aku akan berangkat,” ucap Brian dengan suara pelan.Mark mengangguk. Ketukan terdengar tiba-tiba di pintu kantornya. Brian membukanya. Ketika dia melihat Aery, dia memberi tatapan benci namun tidak berkata apapun. Dia memilih untuk segera pergi.Aery masuk ke kantornya. Sepatu hak tingginya bersuara keras di setiap langkahnya. Mark mengerutkan dahinya. “Apa yang kau lakukan disini?”Aery memasang wajah cemberut. “Mark, sayang. Aku tahu kau sibuk, jadi aku tidak berani mengganggumu. Tetapi aku merindukanmu… Aku melewati kantormu dan berpikir untuk datang dan bertemu di
Disamping itu semua, Helen tidak sanggup melihat keluarga Kinsey gagal. Tidak ada harapan lain baginya, selain Ari sekarang...…Arianne berjalan keluar dari pusat perbelanjaan, membawa berbagai tas, menunggu di dalam mobilnya di sore hari. Dia menggigil dari hembusan angin dingin yang ada di sekitarnya.Pada awalnya dia membeli pakaian dalam karena dia menyadari bahwa pakaian dalam miliknya yang lama telah menjadi terlalu ketat untuknya, sehingga dia tidak dapat memakainya. Dia nantinya juga tidak akan dapat menggunakan pakaian dalam lamanya, karenanya dia memanfaatkan hari liburnya untuk membeli beberapa.Tiba-tiba, sebuah mobil merah berhenti di depannya. Jendelanya perlahan turun menampakkan wajah tersenyum Helen. Suasana hatinya berubah menjadi sangat buruk seketika. Dia tampak cemberut dan memutar balik tubuhnya tanpa ragu-ragu.“Ari! Aku ingin berdiskusi denganmu. Bisakah aku meminta waktumu beberapa menit?” Helen mengejarnya, memohon padanya.“Nyonya Kinsey, jika ada yang
”Aku ingin tahu,” Arianne berkata dengan nada mencemooh, “Kau menaruh harapan padaku dan bukan pada Aery?” Dia ingat dengan jelas bagaimana ibunya yang hebat ini telah memperbolehkan Aery tetap sebagai kekasih Mark, meskipun tahu bahwa Mark adalah suaminya. Dia bahkan mencoba untuk membujuk Arianne untuk meninggalkan Mark. Betapa menjijikannya!Helen merasa malu. “Ari, aku tahu kau membenciku. Aku tidak tahu bahwa kau dan Mark telah menikah ketika Aery bersama dengan Mark. Aku mungkin telah mengutarakan permintaan yang tidak mungkin padamu, tetapi aku telah menghentikan Aery dari segala komunikasi intim dengan Mark. Mereka bahkan terlalu sering tidak saling berhubungan satu sama lain akhir-akhir ini. Kau mungkin menyadarinya, kan? Bantu aku, satu kali ini saja dan aku jamin bahwa Aery tidak akan merusak hidup kalian lagi. Aku juga dapat menjamin bahwa aku tidak akan menampakkan diriku di depanmu lagi!”Arianne tertawa walau penuh amarah. “Apakah kau memberiku penawaran? Selama aku m
Arianne berdiri didepan jendela dikamarnya, menatap suasana malam. Hatinya terasa kacau, lalu gerimis mulai turun.Saat dia melihat cahaya lampu mobil dari kejauhan, dia menarik kerah bajunya dan berjalan ke bawah.Beberapa menit kemudian, Mark berjalan ke dalam, dengan agak basah. Arianne mengambil handuk dan menghampirinya. “Ini sangat dingin. Jangan sampai kau sakit, cepatlah mandi.”Mark tidak mengambil handuknya. Dia bahkan tidak melihat ke arahnya. Dan malah langsung keatas.Arianne duduk dan meletakkan handuknya di sofa.Tidak lama kemudian, Mark kebawah lagi, dia terlihat baru saja selesai mandi. Saat dia berjalan melewati sofa, dia mengambil handuk itu dan mengeringkan rambutnya sambil duduk. Tindakannya membuat Arianne memiliki keberanian untuk bicara padanya.“Kenapa kau menolak kerja sama dengan keluarga Kinsey?” tanyanya tanpa basa-basi.“Karena resikonya lebih besar daripada asetnya, memang menurutmu kenapa?” Balasnya dengan cuek.Arianne menggerakan bibirnya tapi
Arianne menundukan kepalanya dalam diam. Dia sudah diam-diam memutuskan untuk memulainya esok hari, dia akan meminta Mary untuk menambahkan dua hidangan lagi ke meja demi untuk mencegah situasi yang canggung karena seperti sekarang...Mark langsung ke ruang kerja setelah makan. Arianne memilih untuk berdiam diri di kamar dan meratapi surat dari “Tuan Sloane’’. Dia sudah membaca surat itu berkali-kali, tapi itu hanya mengganggu perasaannya saja.Tepat saat dia merasa terbebani oleh segala macam pikiran, dia tiba-tiba menerima pesan dari Tiffany. Dia membukanya dan tertawa. “Aku dengar wanita yang hamil dengan bayi perempuan akan memiliki kulit yang bagus dan berbanding terbalik jika hamil dengan bayi laki-laki. Kehamilan juga menyebabkan naiknya berat badan. Sudah seberapa gemuk kau sekarang? Apakah kau sudah tahu apakah bayinya laki-laki atau perempuan?”Sejujurnya, hal ini tidak pernah terpikir olehnya… tapi, rasa penasarannya muncul sekarang.Dia bangun dan melihat dirinya di c
Mark menutup telinga terhadap permintaannya saat dia memaksakan dirinya padanya. Arianne merasa seperti perahu sendirian yang setiap saat terancam terbalik di laut yang mengamuk.Dia tidak tahu berapa lama badai itu berlangsung sebelum semuanya akhirnya tenang. Mark bangkit dan pergi ke kamar mandi tanpa melihat ke belakang.Arianne berbaring di tempat tidur tanpa bergerak seperti boneka rusak sambil mendengarkan suara pancuran air mengalir. Hatinya serasa akan meledak. Dia merasakan sakit dan kesedihan...Tidak lama setelah itu, Mark meninggalkan Tremont Estate. Arianne bisa dengan jelas mendengar suara mesin mobilnya sampai menghilang di kejauhan.Kejadian yang sama telah terjadi berkali-kali di masa lalu, dan setiap kali dia merasa seperti dunianya telah berantakan lagi. Namun, kali ini rasanya jauh lebih buruk dari sebelumnya.Keesokan harinya, Arianne muncul di tempat kerja tepat waktu seperti biasanya. Mimpi buruk yang dialami dari kejadian tadi malam menyebabkan kulitnya te
Arianne sedikit ragu-ragu. Karena biar bagaimanapun, dia sudah menikah dan ada skandal tentang mereka di masa lalu. Maka sebaiknya mereka menjaga jarak. “Um… Apakah ada sesuatu yang penting? Aku masih memiliki pekerjaan ... kau bisa memberitahuku di sini saja.Will menundukkan kepalanya sedikit, dia tidak bisa menyembunyikan kekecewaan di matanya. Melihat garis wajahnya di bawah sinar matahari, Arianne bisa melihat emosi sedihnya. “Aku tidak menyangka akan datang suatu hari ketika kita harus merasa khawatir hanya karena kita ingin duduk dan mengobrol bersama.”Arianne menggigit bibirnya lalu membuka pintu mobilnya dan masuk. “Bukan begitu. Aku ... aku hanya tidak ingin melewatkan pekerjaan terlalu lama. “Will tidak melanjutkan percakapan. Dia menyalakan mobil dan melaju ke depan. Tiba-tiba, dia mengubah topik. “Ari, apakah kau menyukai Mark Tremont?”Arianne sedikit terkejut. Dia tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti itu.Will sudah bertunangan dan Ar