Arianne berdiri didepan jendela dikamarnya, menatap suasana malam. Hatinya terasa kacau, lalu gerimis mulai turun.Saat dia melihat cahaya lampu mobil dari kejauhan, dia menarik kerah bajunya dan berjalan ke bawah.Beberapa menit kemudian, Mark berjalan ke dalam, dengan agak basah. Arianne mengambil handuk dan menghampirinya. “Ini sangat dingin. Jangan sampai kau sakit, cepatlah mandi.”Mark tidak mengambil handuknya. Dia bahkan tidak melihat ke arahnya. Dan malah langsung keatas.Arianne duduk dan meletakkan handuknya di sofa.Tidak lama kemudian, Mark kebawah lagi, dia terlihat baru saja selesai mandi. Saat dia berjalan melewati sofa, dia mengambil handuk itu dan mengeringkan rambutnya sambil duduk. Tindakannya membuat Arianne memiliki keberanian untuk bicara padanya.“Kenapa kau menolak kerja sama dengan keluarga Kinsey?” tanyanya tanpa basa-basi.“Karena resikonya lebih besar daripada asetnya, memang menurutmu kenapa?” Balasnya dengan cuek.Arianne menggerakan bibirnya tapi
Arianne menundukan kepalanya dalam diam. Dia sudah diam-diam memutuskan untuk memulainya esok hari, dia akan meminta Mary untuk menambahkan dua hidangan lagi ke meja demi untuk mencegah situasi yang canggung karena seperti sekarang...Mark langsung ke ruang kerja setelah makan. Arianne memilih untuk berdiam diri di kamar dan meratapi surat dari “Tuan Sloane’’. Dia sudah membaca surat itu berkali-kali, tapi itu hanya mengganggu perasaannya saja.Tepat saat dia merasa terbebani oleh segala macam pikiran, dia tiba-tiba menerima pesan dari Tiffany. Dia membukanya dan tertawa. “Aku dengar wanita yang hamil dengan bayi perempuan akan memiliki kulit yang bagus dan berbanding terbalik jika hamil dengan bayi laki-laki. Kehamilan juga menyebabkan naiknya berat badan. Sudah seberapa gemuk kau sekarang? Apakah kau sudah tahu apakah bayinya laki-laki atau perempuan?”Sejujurnya, hal ini tidak pernah terpikir olehnya… tapi, rasa penasarannya muncul sekarang.Dia bangun dan melihat dirinya di c
Mark menutup telinga terhadap permintaannya saat dia memaksakan dirinya padanya. Arianne merasa seperti perahu sendirian yang setiap saat terancam terbalik di laut yang mengamuk.Dia tidak tahu berapa lama badai itu berlangsung sebelum semuanya akhirnya tenang. Mark bangkit dan pergi ke kamar mandi tanpa melihat ke belakang.Arianne berbaring di tempat tidur tanpa bergerak seperti boneka rusak sambil mendengarkan suara pancuran air mengalir. Hatinya serasa akan meledak. Dia merasakan sakit dan kesedihan...Tidak lama setelah itu, Mark meninggalkan Tremont Estate. Arianne bisa dengan jelas mendengar suara mesin mobilnya sampai menghilang di kejauhan.Kejadian yang sama telah terjadi berkali-kali di masa lalu, dan setiap kali dia merasa seperti dunianya telah berantakan lagi. Namun, kali ini rasanya jauh lebih buruk dari sebelumnya.Keesokan harinya, Arianne muncul di tempat kerja tepat waktu seperti biasanya. Mimpi buruk yang dialami dari kejadian tadi malam menyebabkan kulitnya te
Arianne sedikit ragu-ragu. Karena biar bagaimanapun, dia sudah menikah dan ada skandal tentang mereka di masa lalu. Maka sebaiknya mereka menjaga jarak. “Um… Apakah ada sesuatu yang penting? Aku masih memiliki pekerjaan ... kau bisa memberitahuku di sini saja.Will menundukkan kepalanya sedikit, dia tidak bisa menyembunyikan kekecewaan di matanya. Melihat garis wajahnya di bawah sinar matahari, Arianne bisa melihat emosi sedihnya. “Aku tidak menyangka akan datang suatu hari ketika kita harus merasa khawatir hanya karena kita ingin duduk dan mengobrol bersama.”Arianne menggigit bibirnya lalu membuka pintu mobilnya dan masuk. “Bukan begitu. Aku ... aku hanya tidak ingin melewatkan pekerjaan terlalu lama. “Will tidak melanjutkan percakapan. Dia menyalakan mobil dan melaju ke depan. Tiba-tiba, dia mengubah topik. “Ari, apakah kau menyukai Mark Tremont?”Arianne sedikit terkejut. Dia tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti itu.Will sudah bertunangan dan Ar
Arianne menghela nafas lega. Setiap orang memiliki saat-saat ketika mereka perlu dihibur saat mereka sedang risau. Dia menduga Will sedang mengalaminya sekarang dan sangat butuh dukungan emosional. Segalanya akan kembali seperti biasa ketika pikirannya tidak lagi suram. Dia tidak perlu terlalu khawatir.Saat ini di Kinsey Estate, Aery sedang berdebat dengan Helen. “Aku tidak akan meninggalkan Mark! Jangan kau pernah berpikir untuk membantu si jalang Ari mendapatkan apa yang diinginkannya. Kaulah yang mengizinkan aku untuk tinggal dengan Mark sebelumnya. Jadi kau akan memperlakukannya seperti anak perempuanmu sendiri tapi tidak dengan aku?”Helen sudah kehabisan kesabaran saat ini. Dia menampar wajah Aery. “Cukup! Apakah kau sanggup meminta Mark Tremont untuk menyelamatkan keluarga Kinsey? Jika tidak bisa, menjauhlah darinya! Aku tidak akan membiarkan orang idiot sepertimu merusak semua usahaku sebelumnya. Bagaimana aku bisa memiliki anak perempuan seperti kau?”Dia telah berjanji pa
Saat Arianne bangun, dia sudah berada di rumah sakit. Langit di luar gelap dan ruangannya berbau desinfektan. Dia bisa melihat langit-langit berwarna putih dan infus tergantung di atasnya ...Pikirannya kosong, lalu ingatan kembali menghampiri dirinya. Aery Kinsey-lah yang menabraknya. Dia pasti melakukannya dengan sengaja!Will juga ada di dalam mobil saat itu. Arianne mencoba menggerakkan tubuhnya saat dia berjuang untuk mengingat sisa kejadian tadi. Namun, rasa sakit dari tubuhnya, terutama dari perut bagian bawah, membuatnya berkeringat.Dia menekan perutnya dengan perlahan dan saat dia akan menekan tombol panggilan untuk memanggil perawat, pintu bangsal tiba-tiba terbuka. Ternyata itu Will. Selain luka di dahinya yang telah dibalut, dia terlihat baik-baik saja.Ketika Will menyadari bahwa Arianne sudah bangun, dia terlihat senang lalu ekspresinya langsung berubah. “Ari… Kau... mengalami keguguran.”Tubuh Arianne menegang. Dia mencengkeram bajunya, dan satu tangan memegang per
Arianne berkeringat. Dia mencoba bangun beberapa kali tetapi gagal. Ketika Brian melihat kondisi Arianne, dia mau tidak mau mengingatkan Mark. “Tuan…Itu... Nyonya...”Mark mengalihkan pandangannya ke Arianne lalu dengan enggan melepaskan Will sambil memelototinya. “Kau berhutang penjelasan padaku!”Will bergegas untuk membantu Arianne berdiri, tapi Brian langsung menghentikannya. “Tuan Sivan, tolong pergi sekarang. Sisanya adalah urusan keluarga Tremont, dan bukan urusanmu.”Will mengerti apa yang Brian maksud. Dia melirik Arianne dengan cemas lalu dengan enggan keluar dari ruang rawat.Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak tahu apakah dia harus mengatakannya. Setiap langkah yang salah akan menyebabkan Arianne semakin menderita.Brian keluar dari ruangan juga dan menutup pintu, kini hanya ada Arianne dan Mark di dalam ruang ini.Setelah hening sesaat, Mark angkat bicara. “Kau benar-benar mengecewakan…”Arianne duduk di lantai yang dingin dengan menunduk. Sudut mulutnya terang
Tiffany kaget. “Apa? Mengapa? Kenapa kau ada di rumah sakit? Apa yang terjadi?”Suara Arianne terdengar lemas. “Aku akan memberitahumu saat kau di sini…”Setelah telepon ditutup, Tiffany meletakkan spatula di tangannya dan bergegas menuju pintu. “Kau mau pergi kemana?”Lillian dengan cepat bertanya ketika dia melihatnya pergi.Tiffany tidak mau repot-repot menjelaskan secara rinci. “Aku harus pergi ke rumah sakit. Mungkin aku tidak akan pulang malam ini. Aku sudah menyiapkan dua hidangan, makan saja. Tinggalkan piringnya setelah selesai. Aku akan mencucinya saat aku kembali!”Lillian melirik ke dapur dan mengerutkan kening karena tidak puas. “Hanya dua piring kecil sayuran? Tidak peduli seberapa buru-burunya kau, setidaknya kau harus memastikan kalau ibumu cukup makan. ”Tangan Tiffany berhenti saat dia sedang mengganti sepatunya. Wajahnya sedikit muram. “Bu, aku lelah… aku harus bekerja setiap hari dan bekerja paruh waktu hingga larut malam. Kau masih mampu belajar memasak atau m