Arianne tidak bisa makan lagi, maka dia mengambil piring berisi salmon itu dan pergi keatas.Si Putih sepertinya sangat menyukai salmonnya. Setelah memakan salmon itu dalam sekejap, si putih mulai menggesekan badannya pada kaki Arianne.Arianne berlutut untuk membelai bulu Si Putih yang lembut, Arianne merasa suasana hatinya membaik. “Si putih kecil, kau adalah kucing liar sebelumnya tapi kenapa kau gendut sekali?”Suara dengusan terdengar dari luar. Arianne menolehkan kepalanya dan melihat bayangan Mark melewati ruangan studionya lalu diikuti dengan suara pintu tertutup.Dia tidak menanggapinya dan hanya memutar matanya. Terkadang, bahkan binatang lebih manusiawi dibanding manusia itu sendiri. Setidaknya bermain dengan Si Putih bisa membuatnya senang.Setelah Arianne selesai bermain dengan kucingnya, dia kembali ke kamarnya dan tidur. Karena dia merasa bosan dirumah, maka dia memutuskan untuk kembali bekerja besok.Saat tengah malam Mark merasa agak lelah karena bekerja didepan
Arianne menutupi dirinya dengan selimut dan mencoba untuk tidur lagi. Tiba-tiba, dia merasakan seseorang disampingnya. Apakah Mark akan tidur dikamar ini malam ini? Kalau dia tidak salah lihat, tadi dia keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk.Dia bangun dan melihat ada selimut lain. Mereka berdua pun tidur diranjang yang sama tapi di bawah selimut yang berbeda.Keesokan paginya saat Arianne bangun, Mark masih tidur. Selimutnya merosot turun ke dadanya, dan dia memandangi tulang dada Mark yang seksi. Walaupun itu bukanlah kali pertamanya dia melihat itu, tetapi, melihat itu pada pagi hari masih saja membuat wajahnya memerah.Mengingat bagaimana dia memperlakukan Si Putih semalam, Arianne dengan kesal menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya. Agar selimutnya tidak merosot dia juga melemparkan selimut lagi di atasnya agar Mark bisa merasakan rasanya terbangun dari tidur karena sulit bernafas!Setelah itu, dia dengan merasa senang pergi ke bawah untuk sarapan dan meme
Eric yang akan meninggalkan kantor, tertawa terbahak-bahak saat mendengar apa yang dikatakan Arianne. Dia menelepon Mark segera setelah dia keluar dari lift dan mengulangi apa yang Arianne katakan.Mark tampak sangat kesal di sisi lain telepon. “Tertawalah sesukamu Eric. Aku akan membuat kau tidak bisa tertawa lagi nanti. Apakah kau masih ingin kontrak itu ditandatangani?”Eric lalu menghentikan tawanya. “Uhuk, uhuk Uh, itu tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya mendengarnya saat aku lewat tadi. Bukankah aku sudah cukup baik untuk memberitahumu?”Sudut bibir Mark mengkerut sambil berpikir. “Eric, minta Arianne untuk menandatangani kontrak denganku. Jika tidak, aku tidak akan menghadiri pertemuan ini. Aku juga tidak akan bertemu siapapun dari perusahaanmu. Kau punya waktu satu setengah jam sampai jam kerja berakhir untuk mengurusnya.”Erik pun panik. “Kakak, jangan lakukan ini padaku. Apa yang bisa aku lakukan jika dia menolak untuk pergi? Memecatnya? Dia istrimu, apa yang bisa kulak
Sesampainya mereka di lantai empat puluh enam di Tremont Tower, sekretaris Mark Tremont, Ellie Amore, meletakkan dua pasang sandal di depan mereka. “Tolong ganti sepatu kalian dengan ini.”Lily mengganti sandal seperti yang dia minta, tetapi Arianne mengabaikan perintah itu. Tentu saja, dia masih mengetuk sebelum memasuki ruang kerja Mark dan baru masuk setelah Mark memberikan izin. Karena dia kesini untuk meminta Mark menandatangani kontrak, bukan untuk berdebat.“Tuan Tremont, ini kontrak dari perusahaan kita. Kau bisa melihat-lihat dulu. Tidak perlu terburu-buru untuk menandatanganinya. Ayo makan bersama nanti dan kau bisa meluangkan waktu untuk mempertimbangkannya,” ucap Arianne dengan nada formal.Dia berdiri tegak sambil tersenyum. Selain sepatunya yang tidak dia ganti, semuanya cukup baik.Mark memeriksa dokumen yang Ariane berikan padanya dengan serius, Mark bersandar di kursinya. Wajahnya yang muram mengejutkan Arianne, karena Arianne berpikir bahwa Mark akan mempersulitnya. S
Saat hidangan disajikan satu persatu, Mark tersenyum.Arianne agak bingung. Apakah ada yang salah dengannya hari ini? Dia tahu bahwa Mark selalu memasang wajah palsu di depan semua orang tetapi ada sesuatu yang terasa berbeda hari ini.Setelah beberapa saat mengamati, dia menyadari satu hal. Tidak peduli seberapa sering Mark tersenyum di masa lalu, matanya selalu terlihat seperti tertutup es. Karena tidak ada emosi di dalamnya. Hari ini, entah kenapa, matanya tampak bersinar...Mark tidak meminta sesuatu yang tidak masuk akal selama makan, dan itu membuat Arianne gelisah. Kontraknya pun dengan cepat ditandatangani. Prosesnya berjalan sangat mulus sehingga itu terasa seperti mimpi bagi Arianne.Saat itu waktu menunjukan sekitar pukul delapan malam ketika mereka keluar dari restoran. Angin malam di musim ini masih terasa sedikit dingin. Lily bertanya, “Arianne, apakah kau akan pulang dengan Tuan Tremont?”Sebelum Arianne sempat menjawab, Mark menjawab, “Dia adalah istriku. Tentu saja dia
Arianne langsung tersadar. “Apa maksudmu?”Untuk beberapa saat, Mark tidak tahu bagaimana menjawabnya. Setelah dia terdiam, dia mendengar Arianne berkata pelan, “Luka bekas kecelakaan itu sudah sembuh, dan operasi pasca kegugurannya pun juga sukses. Aku sudah tidak merasakan sakit lagi. Aery Kinsey sedang bersenang-senang dengan temannya di bar sekarang, dia pasti tidak terluka dalam kecelakaan itu kan?”Mark tidak mengatakan apa-apa. Tidak lama kemudian, Arianne tertidur. Mark menyelimutinya dan memejamkan matanya.Keesokan paginya, Mark bangun dan merasa seperti ada beban berat yang terasa menindihnya. Saat dia membuka matanya, dia tersadar dan terkejut ternyata itu Si Putih. Si Putih sedang berjalan-jalan di atas badannya.Mark dengan hati-hati mencoba membangunkan Arianne, agar dia bisa menyingkirkan Si Putih dari badannya. Tapi, dia tidak berhasil membangunkannya.Lalu tangannya bergerak pelan untuk menyentuh wajah Arianne, tapi saat tangannya melewati wajahnya, sebuah bend
Bagaimana mungkin Mark tidak mengerti maksud sebenarnya dari perkataan Mary? Dia mengerutkan bibirnya lalu berkata, “Aku akan keluar nanti dan akan kembali sekitar jam empat sore.”Mary buru-buru menyiapkan pakaiannya dan pergi ke halaman belakang setelahnya. “Ari, tuan akan keluar sebentar lagi dan dia akan pulang jam 4 sore. Jangan berlama-lama diluar. Ini bahkan belum genap sebulan sejak operasimu. Bagaimana jika kau sakit karena kelelahan?”Arianne menjawab dengan berbisik. “Aku akan masuk kedalam duluan. Biarkan Si Putih masuk setelah Mark pergi.”Mary mengangguk dan merasa sangat senang. Kalau bukan karena perasaan dan rasa pedulinya ada Arianne maka Mark tidak akan memberitahukan pelayan dirumah kalau dia akan keluar. Bahkan makan malam saja sering sekali mendadak. Alibinya hari ini tentu saja untuk memberikan ‘ruang’ bagi Arianne dan juga Si Putih.Saat Mark sedang bersiap-siap untuk keluar kamar, dia tiba-tiba teringat kalau Arianne sudah meminum pil tanpa sepengetahuannya
Arianne mendengus pelan. “Ini adalah kucing liar yang aku adopsi. Awalnya, Mark tidak mengizinkanku untuk merawatnya, tapi aku memaksanya. Setelah kita berdebat beberapa kali, dia akhirnya setuju tapi aku hanya boleh merawatnya di halaman belakang. Dan kadang aku diam-diam membiarkannya masuk saat Mark tidak dirumah.”Tiffany mengacungkan jempol padanya. “Kau hebat sekali! Kau dengan berani menolak perintah Mark. aku tidak menyangka kau bisa menjadi serigala berbulu domba.”Tidak ingin membicarakan Mark lagi, Arianne merubah topik pembicaraan. “Jadi, apa yang terjadi antara kau dan ibumu?”Ekspresi wajah Tiffany berubah menjadi masam dan penuh kebencian. “Aku sangat kesal sekarang. Aku merasa seperti sisa hidupku akan suram jika aku terus saja tinggal bersama ibuku. Aku lelah… aku bekerja di perusahaan Jackson sekarang dan juga bekerja paruh waktu pada malam hari. Bahkan dengan dua penghasilanku, aku masih tidak bisa membiayai ibuku. Dia tidak bisa meninggalkan obsesinya terhadap ba