Arianne menggertakan giginya dan berdiri lalu menatap Nina. “Huh, kau bisa pergi kapan saja! Akulah nyonya dirumah ini. Aku tidak butuh izin dari siapapun untuk memelihara binatang! Apalagi dari tamu sepertimu. Memang itu salah kucingku karena telah mencakarmu, tapi dia tidak akan sembarangan mencakar orang. Aku minta maaf untuk mewakili dia dan aku akan membayarmu untuk suntik. Apakah itu cukup?”Nina dengan cemberut menutupi goresan yang ada di tangannya dan pergi keatas, dia membanting pintu dengan keras hingga terdengar sampai ke bawah.Mark memasuki kamar Nina. Arianne tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi tidak lama kemudian Nina pergi ke bawah dengan kopernya sambil berbicara di telepon.Tampaknya dia sedang bicara dengan Charles Moran ditelepon.Mark merebut ponselnya darinya. “Paman Moran, itu tidak seserius itu. Ari hanya sedang dalam suasana hati yang tidak baik karena dia baru saja keguguran. Nina hanya dicakar oleh kucing di rumahku saja. Aku akan membawa dia ke r
Arianne tetap diam dan matanya memerah. Kata-kata tidak dapat menggambarkan perasaannya sekarang. Bahkan saat dia hampir mengira kalau Mark lah yang telah menjebak Will, dia memilih untuk menyangkalnya. Tapi sekarang dia merasa kecewa.Kucing itu menyulut keributan antara mereka. Arianne sadar bahwa dia bertingkah seperti anak kecil yang sedang meledak. Sebelum mereka menikah dia selalu berperan sebagai anak kecil sementara Mark berperan menjadi orangtua yang tegas.Mary dengan setengah memaksa, menariknya kembali ke kamar. Lalu dia menasehatinya. “Ari, kenapa kau bicara dengan tuan seperti itu saat dia sudah berubah sikapnya padamu? Dia sudah banyak berubah, kenapa kau merusaknya? Bisakah kalian berdua bicara dengan baik? Aku tahu kau kesal karena Si Putih adalah kucing kesayangan mu, dan kau tidak mau melihatnya diganggu. Ssshh, Nina itu…. Kenapa dia tidak membiarkan Si Putih saja, terutama saat dia tahu klau Si Putih tidak menyukainya. Sekarang dia sudah dicakar, dan dia meributka
Baik Mark maupun Nina belum juga kembali ke kediaman Tremont. Walaupun begitu, Arianne tidak peduli dan tetap tidur seperti biasanya.Pada tengah malam, Mary akhirnya tidak bisa menahan diri dan pergi ke kamar Arianne untuk membangunkannya. “Kau masih bisa tidur? Apakah Aery Kinsey masih belum cukup hingga kau mau memberikan suamimu ke tangan wanita lain lagi? Tuan dan Nina masih belum kembali. Apa kau tidak khawatir sedikitpun?”Arianne berkata dengan cuek. “Apa menurutmu aku bisa mengatur Mark?”Mary memberikan ponselnya padanya. “Ini, telepon dia sekarang. Jika tuan tidak pulang juga, aku tidak akan bisa tidur! Selama kau menjadi nyonya Tremont, kau harus memenangkan hatinya! Ini demi kebaikanmu sendiri. Apa kau mengerti?”Arianne menatap ponselnya beberapa saat sebelum menelpon Mark.Tanpa dikira, teleponnya langsung diangkat. Suara Mark terdengar serak, “Halo?”Arianne dengan santai bertanya, “Jam berapa kau akan pulang?”“Aku kira kau tidak mau melihat wajahku?” Jawab Mar
Perasaan ragu yang dirasakan Arianne seolah langsung sirna begitu saja saat dia mendengar suara lembaran buku yang sedang dibalik. “Aku tidak bisa keluar, kau tahu kondisiku. Kau pergi saja dan sampaikan salamku padanya.”Tiffany terdengar sedikit sedih. “Baiklah kalau begitu...Aku akan menanyakan kepadanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana mungkin kecelakaan bisa terjadi begitu saja? Jika itu benar perbuatan dari keluarga Galena, aku tidak akan pernah memaafkan mereka!”Mendengar ini, Arianne merasa bersalah karena Mark. “Baiklah… hati-hati.. Aku bahkan belum bangun dari tempat tidur. Aku akan menutup teleponnya.” setelah dia menutup teleponnya, dia diam beberapa saat di tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.Akhir-akhir ini dia banyak menghabiskan waktu di tempat tidur, dia baru menyadari kalau rambutnya sudah semakin panjang.. beberapa helai rambutnya bahkan kusut dan dia sudah melakukan apapun tapi tetap saja rambut itu tidak bisa disisir. L
Tiffany mengejek. “Ibumu dan si jalang, Aery. enak sekali menjadi orang kaya. Aery sudah menabrakmu dan menyebabkan mu keguguran, tapi, lihatlah dia sekarang, berkeliaran kemana-mana. Aku pikir dia akan masuk penjara bertahun-tahun! Memuakkan! Mereka pasti menghabiskan banyak uang sebagai ganti agar dia tidak dipenjara. Bagaimana mungkin Mark membiarkan ini begitu saja?”Arianne menarik nafas dalam, dia tidak berani mengungkapkan yang sebenarnya. “Dia adalah adikku. Kita memiliki ibu yang sama. Karena ibuku telah melahirkanku, aku akan anggap kalau aku membayar hutang budi padanya. Ngomong-ngomong, apa yang mereka lakukan di rumah sakit?”Tiffany berpikir sejenak lalu menjawab, “Tampaknya ibumu kesana untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Dia memiliki kehidupan yang baik, lebih baik darimu. Kesehatannya baik. Dia tidak memiliki masalah kesehatan apapun walaupun sudah berumur. Aku dengar dokter berkata kalau kondisi fisiknya bisa dibilang sebagus wanita muda karena dia selalu merawat
Tidak lama setelah itu, Mark memasuki kamar. “Ada apa?”Arianne menatap ke arahnya dengan mata merah. “Apa kau bersama Aery karena kau menyukainya atau karena kau mau balas dendam padaku? Hmm? Aku mengaku kalah, oke? Seberapa bencinya kau padaku hingga kau melakukan ini? Menikahiku, lalu bermain dengan adik tiriku di belakangku. Kau tidak hanya memaafkannya karena telah membunuh anak kita, tapi kau juga melindunginya dan membantu keluarga Kinsey setelah kejadian itu. Jika kau sangat menyukainya, kenapa kau tidak membiarkan aku pergi? Jika itu hanya untuk balas dendam, aku menyerah. Aku bukanlah lawan yang sebanding denganmu. Aku akan menggunakan seluruh hidupku untuk membayar kembali semua hutangku padamu. Jangan membuatku jijik dengan orang-orang itu lagi!” Arianne mengambil nafas dalam sebelum melanjutkan. “Tidak peduli seberapa buruknya aku dimatamu, aku sudah menjadi orang yang paling sengsara sekarang! Aku bahkan membenci diriku sendiri. Ibuku… ibu kandungku bekerja sama denganm
Saat Mark menutup teleponnya, Arianne merasa puas. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar merasakan nikmatnya balas dendam. Dia bisa mengerti sekarang kenapa Mark sangat suka menyiksanya. Apakah dia merasakan apa yang dia rasakan saat dia melihatnya di siksa dan menyedihkan?“Apa yang kau pikirkan? Apa kau lapar? Mau kebawah dan makan sesuatu?” Mark tidak tahu apa yang ada di kepalanya tapi kebaikannya yang tiba-tiba ini membuat Arianne lengah.“Aku sedikit lapar tapi aku tidak mau makan dibawah. Biarkan Mary mengantar makanannya ke kamar saja…”Mark tidak memaksanya kebawah. “Kembalilah ke tempat tidur kalau begitu.”Makan siang diantar ke kamar oleh Mark, dan Si Putih mengikuti dengan santai di belakang Mark.Arianne bisa melihat kalau Mark takut dengan kucing. Jika Si Putih menyentuhnya, dia akan membeku. Saat Arianne sedang makan, dia bertanya pada Mark, “Kau tidak alergi dengan kucing , itu berarti kau takut dengan kucing kan?”“Makanlah.” Mark tidak mau menjawab pertanyaann
Saat Arianne sedang mencoba merubah kata-katanya, Mark berbaring disampingnya. Dia merebut ponsel Arianne dan berkata. “Lalu, nada suara seperti apa yang kau ingin aku gunakan saat aku bicara denganmu?”Arianne menjawab, “Kembalikan ponselku… aku akan tidur setelah membalas pesan Tiffany.”Mark mengangkat tangannya sambil memegang ponselnya keatas. Arianne tidak akan bisa meraihnya. “Jawab dulu pertanyaanku.”“Aku bukan anakmu… jadi nada suara seperti apa yang menurutmu kau harus gunakan?” Arianne bertanya balik.“Ajari aku?” Mark menatapnya dengan mata berbinar.Arianne memukul dada Mark pelan dan berkata. “Ayo tidur.”Mark tiba-tiba mencium dahi Arianne. “Kau bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk bersikap imut. Apa kau ini benar-benar perempuan?” setelah itu, dia mengembalikan ponselnya padanya sebelum dia mencari posisi nyaman untuk tidur.Jantung Arianne berdetak sangat kencang seolah itu akan keluar dari dadanya. Dia buru-buru membalas pesan Tiffany, mematikan ponselnya d