Sebuah foto tiba-tiba terjatuh dari buku. Karena penasaran, Arianne mengambilnya. Itu adalah foto Arianne di saat dia pindah ke kediaman Tremont saat dia berusia delapan tahun. Dia sedang menggandeng tangan Mark Tremont.Dia pernah melihat gambar itu di koran, tapi dia belum pernah melihat foto itu secara langsung dalam bentuk foto. Kenapa Mark Tremont memiliki foto itu? Apakah dia… sengaja menyimpannya?Arianne langsung menyangkal pikiran-pikiran itu. Dia mungkin hanya tidak sengaja menyimpan foto itu dan lupa kalau foto itu ada disana. Buku dimana foto itu berada adalah buku tua dan bukan buku yang biasa dia baca. Dia pasti sudah lama tidak membuka buku ini.Malam itu adalah malam dimana dia tidak bisa tidur seperti malam-malam sebelumnya.Mark Tremont berangkat ke bar Nighlight. Jackson dan Eric tidak lama tiba di bar juga dan memanggil pramuria disana untuk menghibur mereka. Berbagai merk minuman keras mahal tersusun di meja mereka. Jackson West adalah sosok paling dikenal di
Setelah mengendus aroma parfum yang mencolok, Mark Tremont langsung mendorongnya menjauh karena jijik. Nada suara dan tatapan matanya sangat dingin. “Menjauhlah!”Seisi ruangan pun menjadi hening, hanya suara musik di bar yang terdengar dalam keheningan itu.Aery Kinsley terkejut, matanya meneteskan air mata dan dia gemetar, karena itu adalah pertama kalinya dia melihat sisi kasar Mark Tremont. “Mark sayang… kenapa kau kasar sekali padaku? Aku hanya khawatir padamu...”Pramuria disamping mereka tak bersuara. Seluruh kota tahu bahwa Mark adalah orang yang sangat lembut dan sempurna tanpa ada cela sedikitpun layaknya lambang kesempurnaan, karena dia selalu ramah pada semua orang.Jackson dan Eric, tidak terlalu terkejut. Karena mereka sudah berteman selama lebih dari sepuluh tahun, mereka pastinya sudah saling mengenal satu sama lain dengan baik.Khawatir akan menciptakan skandal, maka mereka mengangkat Mark dan berkata, “Ayo pulang?”“Aku tidak ingin melihatnya…” gumam Mark pelan.
Arianne melihat Mark duduk disamping Aery. dia juga melihat kalau tangan Aery memegang tangan Mark. “Aku istrinya. Dan itu adalah tanggung jawabku untuk menentukan kemana dia pergi dan juga mempertimbangkan keselamatannya.”Kata “istri” membuat Aery kesal. “Kau…! Dia sudah jelas-jelas bilang kalau dia tidak mau pulang!”Eric pun keluar dari mobil dan membantu Mark keluar dari mobil. “Berhentilah membuat keributan Aery. Arianne sudah datang, biarkan Mark pergi.”Aery masih tidak menyerah, dia menarik tangan Mark. “Mark sudah bilang kalau dia tidak mau melihat dia. Berhentilah bersikap bodoh Eric!”Arianne sebenarnya tidak peduli apakah Mark akan pulang atau tidak, tapi dia juga menolak untuk menuruti Aery dan membiarkan Mark pergi dengannya.Sebelum dia mengatakan sesuatu, Mark tiba-tiba menepis Aery dan berkata, “Ari… kemarilah!”Tidak diragukan lagi kalau dia sedang berbicara pada Arianne.Ini adalah pertama kalinya Arianne mendengarnya memanggilnya dengan nama itu, jadi dia ag
Arianne merasa ingin melepaskan diri, tapi dia takut membuatnya kesal karena dia sedang mabuk, maka dia tetap diam, dan berdoa agar Mark segara tidur…Semakin dia berharap agar dia segera tidur, yang terjadi malah kebalikannya. Dia tidak hanya terus saja meraba-raba tubuhnya, tapi dia juga terlihat kesal karena pakaiannya seolah menghalangi tangannya. Kini tangannya berpindah ke kerah bajunya!Arianne menahan nafasnya, pipinya terasa panas seperti terbakar. Akhirnya, karena tidak bisa menahannya lagi, dia bergumam pelan, “Mark….”Mark menjawab. “Mmmmhhm….?”“Kau sebaiknya istirahat lebih awal… tidurlah…” dia terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Dia bahkan memastikan kalau nada suaranya tidak akan membangkitkan amarahnya.Mark bergeser dan sekarang mereka dalam posisi berhadapan, Mark menatap wajah Arianne dengan mata nya yang buram karena mabuk. “Bukankah kau mau pergi? Aku memberimu kesempatan…”Lalu, dia merubah posisi dan menindih Arianne, melepaskan piyama Arianne
Sebelum Arianne sempat menjawab, sekretaris itu merampas sketsa dari tangan Arianne dan membawanya ke ruangan Mark. saat dia sedang memutuskan apakah dia harus menerobos saja untuk menemuinya, sekretaris itu kembali, “Tuan Tremont bilang kalau sketsa yang kau berikan padanya adalah sampah. Itu yang dia katakan.”Arianne tidak percaya akan hal ini.Bos Glide Design adalah Eric. Dan kebanyakan desainer dari departemen di perusahaan mereka adalah desainer terkualifikasi. Dilihat dari dua hal ini, sangat tidak mungkin kalau Mark mengatakan ini.Melihat keraguan di mata Arianne, sekretaris itu pun mengangkat bahunya. “Tuan Tremont sendiri lah yang melihat sketsanya. Kau tidak punya banyak waktu sekarang. Kau sebaiknya segera pergi. Tuan Tremont tidak akan bersikap lunak hanya karena bos mu adalah tuan Nathaniel. Dia memang tidak bisa menjadi lunak kalau soal bisnis seperti ini.”Arianne mengumpulkan keberanian, dan melewati sekretaris itu dan berteriak, “Mark Tremont! Aku harus bicara de
Arianne menjadi semakin penasaran bagaimana kecelakaan pesawat itu terjadi. Dia mengenal ayahnya, dan dia yakin ayahnya tidak mungkin mengendalikan pesawat saat dia sedang mabuk. Ayahnya adalah kapten yang penuh kompeten dan dia juga ayah yang baik dan bertanggung jawab. Selalu! Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh suara sekretaris dari luar ruangan. “Tuan Tremont, Tuan John Lane ingin bertemu denganmu. Kami sudah mencoba untuk menyuruhnya pergi, tapi dia menolak. Dia sudah membuat keributan di kantor.”John Lane bukan lain adalah ayah dari Tiffany.“Mark, tolong biarkan dia masuk dan bicara… aku mohon padamu…” Arianne memohon.Mark menggertakan giginya dan melepaskan Arianne, “Biarkan dia masuk!” ucapnya.Sebelum dia bisa bernafas lega, Mark seolah menyiram harapannya dengan air dingin dan berkata. “Hanya karena aku setuju untuk menemuinya, bukan berarti aku akan membantunya. Bukankah ketidakpastian ini akan menghancurkan semua harapannya?”Mark terlihat menakutkan … menghancurka
Tiba-tiba Mark berkata, “Bawa kembali sketsa sampah itu dan katakan pada Eric Nathaniel untuk menggambarkan yang baru untukku.”Sudut bibir arinna mengerut. Mark memang mudah sekali merubah-rubah ekspresinya…“Apakah sketsanya… seburuk itu?” tanya Arianne penasaran.Mark melirik padanya, “Apa, apa kau pikir aku punya banyak waktu untuk sengaja menyulitkanmu?”“Libur tahun baru akan tiba dalam tiga hari,” ucapnya lembut. “Kami tidak akan bisa menyelesaikannya tepat waktu, bahkan jika seluruh departemen lembur pun masih tidak cukup…”“Itu masalahmu.” balas Mark.Dia tidak berani menjawabnya. Mark sudah berjanji untuk bermurah hati dan menolong keluarga Lane, ini sudah membuatnya merasa seperti awan hitam dilangit sudah hilang dan matahari kembali bersinar. Jadi bagaimana dia berani untuk berdebat dengannya? “Baiklah kalau begitu… aku akan pergi. Jangan marah lagi. Pulanglah kalau kau mau. Aku akan lembur di kantor untuk beberapa hari kedepan, jadi akan akan sudah tidur saat aku sam
Arianne pun tiba di kediaman Tremont, dia langsung mandi tanpa bersuara di lantai bawah. Saat dia keluar dari kamar mandi, Mary sudah menyiapkan semangkuk mi untuknya. “Ari, ayo makan. Kau pasti lelah karena sudah lembur.”Arianne merasa tersentuh. “Mary...aku akan bekerja lembur untuk beberapa hari kedepan. Ini sudah larut malam. Lain kali kau tidak usah menungguku. Aku tidak akan lapar.”Mary tersenyum padanya. “Ini perintah dari tuan. Dia tidak pandai merangkai kata-kata, jadi aku akan beritahu intinya saja, intinya, dia sangat peduli denganmu. Makanlah dan istirahat setelah kau selesai.”Arianne tahu apa yang Mark katakan tanpa harus menebaknya. Itu pasti, bagaimana kalau dia harus menggunakan uangnya untuk merawatnya jika dia sakit karena kelelahan bekerja, atau dia khawatir tentang bagaimana kalau orang-orang akan mengatakan kalau dia telah menyiksanya…Setelah Arianne selesai makan mie nya, dia merangkak ke kamar di lantai atas seperti pencuri. Dia bahkan tidak menyalakan la