Arianne pergi tidur, menahan semua ketidaknyamanan yang ia rasakan. Dia meraih pakaiannya dan bergegas ke kamar mandi untuk berganti. Saat ia keluar, Mark telah selesai berkemas dan menunggu di depan pintu.Tatapannya mengerut ketika ia menyadari langkah kaki Arianne yang tidak biasa. Ekspresinya berubah dingin juga, dan pikirannya tidak dapat ditebak.Arianne terus-menerus tertidur di atas pesawat tetapi segan menyentuh Mark jika dia jatuh tertidur. Dia bisa melihat bahwa suasana hati Mark sedang buruk. Dia tidak mempertanyakan pada Arianne tentang kepergian tanpa izinnya ke Ayashe.Setelah kepulangannya ke kediaman keluarga Tremont, Mark bergegas kembali ke kamarnya untuk mandi. “Kapan dia pulang?” Arianne bertanya pelan pada Mary.Mary menatap kosong ke arahnya. “Tuan tidak pernah pulang sama sekali. Dia baru datang hari ini.”Arianne merasa sedikit kesal. Dia tidak seharusnya memberitahu Eric tentang keinginannya untuk mengundurkan diri. Dia pasti membocorkan informasi itu. Di
Dia melepaskan jaketnya dan mencuci tangannya sebelum kembali ke kamar tidur. Dia bahkan menciumi tubuhnya untuk mengecek apakah apakah masih ada bau cat di tubuhnya, takut jika dia akan membencinya karena itu.Kehati-hatiannya telah terlatih sejak dia berusia delapan tahun.Aroma kuat dari tembakau menyambutnya ketika dia membuka pintu. “Apa itu?” dia bertanya dengan bermuka masam.Mark berdiri di depan jendela, melihat keluar ke arah salju. Jas rapi berwarna abu-abu muda tampak pas sekali di tubuh tinggi dan rampingnya. Bahkan punggungnya tampak menarik. “Perusahaan ku akan menyelenggarakan peragaan busana pada pukul enam malam ini. Busana rancanganmu akan tampil di sana. Pergilah jika kau suka.”Rancangannya? Satu-satunya pekerjaan yang dia lakukan adalah rancangan gaun pengantin yang dikritik, bukan? Hasil produk akhirnya sepertinya dirilis telah cepat. “Aku akan segera ke sana,” Arianne menjawab dengan riang.Dia tidak banyak bicara. Dia mengangkat tangannya, menempelkannya d
Arianne sepertinya tidak menyadari kalau dia sedang diawasi. Dia dikelilingi oleh banyak orang yang terengah-engah dan pujian, dia dia merasa seperti telinganya akan mengembang karena itu. Peragaan busana pengantin dilakukan pada segmen terakhir peragaan busana. Dia membutuhkan waktu dua belas menit untuk mempersiapkan dirinya dan menunggu desainernya untuk muncul di catwalk. Walaupun dia bukan bagian dari proses pembuatan gaunnya, tetap saja dia dianggap sebagai “Ibu kandung” karena dia yang mendesain sketsa gaun itu.”Menit dan detik berlalu, dan pertunjukannya hampir berakhir. Dia mulai merasa skeptis; desainnya tidak mungkin dimasukkan dalam bagian akhir kan? Lagipula dia bukan bagian dari perusahaan Mark Tremont. Namun, jika desainnya tidak muncul di bagian akhir, apakah itu berarti Mark hanya mempermainkannya saja?Tiba-tiba, alunan musiknya berubah dari tempo yang ritmis menjadi nada yang merdu. Sosok tinggi, langsing dan dengan kulit yang mulus mengenakan gaun putih perlahan
Ponsel Arianne menerima banyak pesan sejak Tiffany keluar. Saat mereka berdua sedang dalam pembicaraan serius lewat pesan singkat, Mark tiba-tiba berkata, “Fokuslah pada makananmu.”Arianne langsung mengirim emoji ‘ssshh’ pada Tiffany dan meletakkan ponselnya. Dia mengambil alat makannya dan dengan patuh memakan makananya. Gerakannya sangat pelan, sangat sama dengan bagaimana waktu dia bersikap saat dia masih kecil saat Mark memarahinya pada waktu makan atau saat dia sedang bermain dengan mainannya.Mark agak terpesona dengan sikapnya... kenangan masa lalunya dengan Arianne tampaknya hanya dipenuhi dengan kebencian…Arianne menyadari tatapan Mark dan menjadi penasaran. “Ada apa…?”Mark berpaling dan menuangkan segelas wine untuknya.Arianne terkejut. Mark tidak pernah minum wine dengannya sebelumnya…Setelah sempat ragu beberapa saat, dia mendentingkan gelasnya pada gelas Mark.Saat Arianne sedang minum winenya, Mark tiba-tiba bertanya, “Apa kau tahu ini hari apa?”Belajar dari
Saat mereka akhirnya tiba di kediaman Tremont, Arianne menggantungkan badannya pada Mark Tremont. Setelah melihat ini, Mary dengan cepat menyiapkan handuk hangat dan mengikuti mereka keatas. Dia tidak bisa menahannya dan bertanya, “Bagaimana ini bisa terjadi? Nyonya sangat lemah kalau urusan alkohol…”Mark Tremont tidak mengatakan apa-apa. Mary memberikan handuk hangat padanya. “Tuan, aku akan mempercayakan nyonya padamu. Aku akan kebawah sekarang.”Mark mengangguk dan perlahan mengelap wajah Arianne. Arianne mengangkat kepalanya agar Mark bisa menyeka nya. “Seka yang bersih…. Dia tidak suka kotor… cepat!”Tangan Mark Tremont berhenti sesaat lalu bibirnya tersenyum.Lalu Arianne mendorongnya. “Itu tidak akan cukup.. Aku harus menghapus riasan di wajahku…” untungnya dia masih ingat kalau dia masih memiliki riasan wajah di wajahnya.Arianne yang sedang mabuk ini tidak membiarkan Mark membantunya, jadi dia hanya mengikutinya dari belakang dan memandanginya sampai dia selesai. Saat di
Mark Tremont masih tidak terlihat, padahal hari sudah sore, maka Arianne pergi keluar untuk membeli alat lukis dan mengajak Tiffany untuk bertemu.Mereka berdua sudah lama tidak pergi bersama sejak kejadian di hotel. Arianne tidak mau persahabatannya berantakan karena hal itu.Mereka bertemu di sebuah kafe. Saat Tiffany datang sendiri, Arianne agak penasaran. “Kenapa kau tidak datang bersama Ethan?”Tiffany menghela nafas. “Bagaimana mungkin aku masih membiarkannya pergi bersamaku untuk bertemu denganmu setelah kejadian yang menghebohkan internet waktu itu? Sudah lama sekali aku ingin menemuimu, tapi ayahku menyuruhku untuk tidak bertemu denganmu dulu karena khawatir kalau-kalau hal ini menjadi lebih buruk. Maka dari itu, aku tidak ada pilihan lain selain berdiam diri dirumah. Biar bagaimanapun, orang-orang itu benar-benar konyol. Mereka secara asal membuat-buat cerita, jahat sekali!”Merasa kalau akan lebih baik jika dia menjelaskan pada Tiffany, maka Arianne berkata, “Tiffie, mem
Helen mulai merasa kesal tapi dia menahan amarahnya. Biar bagaimanapun, dia telah bertahun-tahun menjadi istri seorang pria kaya itu berarti dia tidak boleh menunjukan amarahnya didepan umum.Tentu saja, Arianne tidak akan memohon pada Aery Kinsey. “Untuk apa aku memohon padamu? Aku tidak pernah diajarkan untuk merendahkan diriku sendiri pada orang yang tidak tahu sopan santun. Kalau ibumu tidak ada di sini. Aku pasti sudah mengira kalau kau tidak pernah diajarkan sopan santun.”Karena kesal, Aery mengambil kopi yang ada di meja dan mencoba untuk menyiram Arianne. Untungnya, Tiffany cukup cepat dan menarik Arianne tepat waktu. Tapi tetap saja, kopi itu tetap mengenai baju Tiffany walaupun hanya sedikit.Sikap Aery membuat Tiffany sangat kesal hingga dia tidak peduli lagi kalau mereka sedang di tempat umum. Dia mendorong Aery dengan keras dan berkata, “Coba lakukan lagi kalau kau berani?”Helen menjadi pucat karena ketakutan dan membentak. “Hentikan.”Mengingat sikap kompetitif Aer
Tiffany Lane tetaplah gadis yang lemah dibalik sikapnya yang riang. Dia tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, maka dia agak panik. Dengan tangan yang gemetar, dia menekan nomor telepon Ethan di ponselnya.Ethan kebetulan sedang mematikan ponselnya. Lalu dia menelpon John Lane, ayahnya. Untungnya, teleponnya langsung tersambung. Tapi saat dia belum sempat mengatakan apa-apa, John buru-buru berkata, “Aku sedang rapat” lalu menutup teleponnya.Dia memukul stir mobilnya karena kesal. Lalu dia melihat sebuah pintu masuk parkir bawah tanah dan langsung melajukan mobilnya tanpa pikir panjang. Pencahayaan didalam sana agak redup jadi akan sangat sulit untuk menyetir disana jika orang tidak familiar dengan tempatnya.Tiffany tidak berani untuk menyetir terlalu kencang disini. Dia hanya mencoba peruntungan apakah dia akan menemukan lift jika dia bisa meninggalkan mobilnya di sana.Seperti yang sudah tertebak, mobil tadi mengikutinya ke tempat parkir. Saat mobil kian dekat, Tiffa