Bab 22

"Jangan mengundang kemarahan ku!"

Wajah Adam terlihat dingin hingga matanya pun menatap tajam Kinanti.

"Sudah aku katakan, kau boleh meminta cerai setelah anak ku lahir. Ingat Kinanti aku ini suami mu dan punya hak penuh atas diri mu jadi, jangan kau anggap aku hanya sebuah benalu!"

Kinanti membuang pandangannya ke arah lain tidak ingin menatap Adam sama sekali.

"Ayo makan!"

Dengan terpaksa Kinanti membuka mulutnya, sekalipun sebenarnya ia sangat malas.

"Aku sudah kenyang!"

Tolok Kinanti setelah makan beberapa suapan.

Adam memberikan botol mineral pada Kinanti.

Kinanti meneguknya dan meletakkan kembali botolnya, tanpa di duga Adam mengambil botolnya kembali dan meminum dalam botol yang sama.

"Kau ingin makan yang lainnya?"

"Tidak!"

"Yakin?"

"Em!"

Ponsel Kinanti terus saja berdering beberapa kali, hingga Adam penasaran siapa yang menghubungi istri gel
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter