Bab 122. Kasihan

Musibah ini membuatku lebih berhati-hati. Membuka mataku bahwa semakin kita berlari, semakin besar resikonya. Semakin tinggi pohon semakin kencang pula, angin yang menerpa.

Kasihan Sopir Pak Tiok, tidak tahu apa-apa berakhir di rumah sakit. Beruntung cideranya tidak fatal, hanya butuh beberapa hari di rawat di rumah sakit.

Benar kata Mas Suma, aku harus beradaptasi dengan keadaanku sekarang. Mereka, Mas Suma dan Mas Tiok memberikan pengertian kepadaku, walaupun aku penyangkal pada awalnya. Bahwa kita harus hati-hati menghadapi seseorang, siapapun itu. Karena di dalam bisnis, penuh trik dan tipu muslihat untuk mencapai sesuatu. Kebiasaanku yang mudah percaya seseorang harus diubah.

Aku sudah mengerti akan hal ini, hanya tidak terfikirkan sampai harus berhubungan dengan kekerasan.

Seringkali aku tidak habis pikir, kekuasaan membuat seseorang tidak bersyukur, malah keserakahannya semakin tidak terbatas.

"Rani, masalah ini sebenarnya masalah pribadiku. Catherine masih penasaran denganku.
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter