Bab 246. Teman

“Maaf, Ran. Aku sudah berusaha menjelaskan. Tapi…”

Aku menghela napas sambil menarik kedua sudut bibir ini dengan kaku. Merasa kecewa, tapi siapa yang patut untuk disalahkan? Sangkaan yang tidak tepat dari mereka memang tidak bisa disalahkan, begitu juga laki-laki di sebelahku ini. Aku lihat sendiri dia berusaha menjelaskan, tetapi tidak ada kesempatan.

“Semoga kita tidak bertemu mereka lagi,” ucapku, walaupun itu mustahil. Apalagi saat nanti acara ramah tamah.

“Walaupun bertemu, biar aku yang menjelasakan kesalahpahaman ini,” ucap Mas Bram sambil menunjukkan tangan ke pintu masuk.

Kami pun masuk ke antrian dengan Mas Bram di belakangku. Aku mengeluarkan undangan untuk ditunjukkan ke panitia, kemudian diantar ke tempat duduk sesuai undangan.

“Wisnu di sebelah mana ya, Ran?” Mas Bram melongokkan kepala menuju deretan mahasiswa yang memakai toga.

“Itu yang lis nya berwarna merah,” seruku sambil mengarahkan ke arah bagian depan. Tidak terlihat sosoknya dengan jelas. Namun, nanti saat nam
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter