Bab 264. Kangen
Mata ini mengerjap, berusaha mengumpulkan kesadaranku. Bukan Mas Suma yang aku dapati, justru wajah Amelia yang menunjukkan kecemasan.

“Mama bikin Amelia takut. Dari tadi dibangunin tidak bangun-bangun.”

“Oya?”

“Iya. Amel sudah tiga kali mondar-mandir ke kamar Mama. Biasanya di ketuk pintu saja sudah bangun, ini sampai Amel goyang-goyang masih tidur saja. Mama sakit?” Mata Amelia menatapku dengan memicing, seakan memastikan kecurigaannya.

Belum sempat aku jawab, tangannya terulur meraba dahi ini.

“Anget agak panas. Mama meriang?”

Aku meraba leherku, memang sedikit hangat. Akan tetapi tubuh ini terasa segar, walaupun pikiran ini masih bercampur dengan mimpi barusan.

“Papi mana?”

Amelia tertawa kecil. “Papi kan belum sampai, Ma. Wah jangan-jangan ini meriang karena kangen sama Papi. Hayo… ngaku.” Dia menunjuk sambil tersenyum meledek.

Aku tersenyum menjawab ledekannya. Bukannya berhenti, dia malah menjadi-jadi.

“Cuma ditinggal beberapa hari saja sudah kangen sampe meriang. Malu
Astika Buana

Kakak-kakak, sudah berkunjung di cerita lainnya? Jangan lupa, di akun Astika Buana. . . Terima kasih

| 1
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter