Bab 280. Nekad

Mataku tidak lepas dari jendela besar yang dibalut tirai transparan. Pemandangan di luar tidak kentara, seperti kabar tentang suamiku yang buram.

Tubuh yang meringkuk ini memang di sini, tetapi pikiran melayang mencari Mas Suma berada. Genggaman tanganku pun mengerat pada selimut tebal, mencoba mengurai sesak di dalam dada, tetapi gagal. Justru air mata yang meluncur tak tertahankan.

Hari ini kegagalanku sebagai istri. Seseorang yang seharuskan memanjatkan doa untuk suami di saat dia pergi, justru dengan gampangnya meluncurkan kata-kata ‘tidak mau berbicara lagi.’

Akankah ini yang disebut terkabul dalam ketidaksengajaan? Berucap dengan pura-pura, tetapi tercatat sebagai permintaan?

Sekali lagi mata ini terpejam menahan nyeri di dada. Tidak sanggup aku membayangkan kalau ini kejadian nyata. Kehilangan suami dalam keadaan hati dilanda amarah.

Tidak hanya gagal sebagai istri, aku juga tidak bisa menjaga apa yang dititipkannya.

“Suster Lena, saya dimana?” Beberapa jam yang lalu aku ters
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter