Bab 380. Salah

Hati ini ingin tertawa, tapi harus aku tahan melihat kesungguhan Mas Suma. Walaupun terlihat jelas raut wajahnya setelah melihat hidangan yang dia pesan.

“Saya pesan makanan yang paling laris di sini,” jawab Mas Suma saat ditanya pelayan. Aku juga mengangguk menyetujuinya. Bagaimana tidak, nama-nama yang tertera membuatku pusing. Tidak ada nama yang pernah aku dengar di telinga.

Di depan kami tersaji gelas berkuping berukuran besar, dengan mie yang tenggelam di air berwarna coklat gelap dan diatasnya terdapat busa putih.

“Ran, ini makanan atau minuman?” Pertanyaan yang mewakili yang ada di otakku. Tiba-tiba terbersit ingin menjahilinya.

Aku memasang wajah serius. “Ini ramuan untuk melupakan usia, Mas. Makan ini, kita langsung lebih muda dua puluh tahun.”

“Ah, kamu ngaco. Ini seperti mie yang dimasukkan beer, ya?” sahutnya dengan mata masih memindahi apa yang di depannya. Memang iya, tampilannya serupa dengan bir dingin lengkap dengan busa di atasnya.

Dengan gerakan ragu-ragu, Mas Suma
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter