Bab 402. Enter

Kami sudah bersiap. Sambil menunggu Amelia, aku bercanda dengan Denish. Kalau melihat dia, aku berasa menjadi anak kecil lagi.

“Akak Inu. Eis mau bikin obot yang bisa tebang!” seru adikku yang gembul ini sambil menuang lego dari keranjang.

“Memang Denish bisa?”

“Bisa, dong. Kan Eis sudah sekolah.”

“Kelas berapa?”

“Kelas segini,” ucapnya sambil menunjukkan kelima jarinya.

“Kelas lima?”

“Hu-um,” sahutnya sambil mengangguk. Gerakan yakinnya, membuat pipi yang gembul kemerahan bergerak-gerak. Tangan ini sudah gatal ingin mencubitnya. Gemas!

Dia konsentrasi dengan mainan lego. Menyusun ini dan itu kemudian berteriak. “Hole! Eis berhasil!”

Dia menunjukkan hasil karyanya, robot versi Denish.

“Obotnya akak Inu mana?”

“Wah, Kak Wisnu kalah cepat. Kak Denish menang. Hore!” seruku disambut senyuman lebar olehnya. Aku bercanda dengannya. Guling-guling bahkan kuda-kudaan. Dia terlihat riang dan menggemaskan. Sepertinya, alasan untuk pulang semakin bertambah.

“Kak Wisnu ayo kita berangkat!” seru Am
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter