Bab 492.  Iba
Pasti sering mendengar kalau hidup seperti roda berputar, kadang di atas, dan kemudian bisa saja di bawah. Karenanya, jangan biarkan roda itu berhenti saat kita berada di bawah. Berjalannya terus sampai menuju tujuan yang diinginkan.

Namun, bagaimana bisa bergerak kalau pendorongnya sudah menyerah? Bahkan memilih mundur dari laga kebersamaan.

“Wulan pergi membawa anak-anak. Dan sekarang entah kemana membawa mereka.” ucap Papa Bram setelah mendongakkan kepala.

“Tante Wulan? Bisa saja di sini, Pa? Main seperti biasanya,” tanyaku, mengingat orang tua dari istri Papa Bram ada di kota ini. Aku pernah diundang ke sana saat ada acara keluarga.

“Papa sudah mencari di sini pun tidak ada. Dia pergi begitu saja dengan meninggalkan surat dari pengadilan agama. Tante Wulan menuntut untuk bercerai,” ucapnya sambil meremat kepala dengan kedua tangannya.

Aku mendesah berat. Tidak aku bayangkan akhir pernikahan Papa dengan wanita pilihannya berakhir seperti ini. Tante Wulan memang orang yang mandi
Astika Buana

"Hai, Pembaca Tersayang."

| 1
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter