All Chapters of Saat Matanya Terbuka: Chapter 71 - Chapter 80
3175 chapters
Bab 71
Hal pertama yang harus dia lakukan adalah melewati rintangan pertama. Hanya dengan begitu perjalanan akan menjadi lebih lancar."Kalau begitu, jangan tanya sama dia soal itu dan kasih aja sesuatu untuk dia." Saran Ben. "Kamu harus kasih dia perhiasan. Semua wanita suka perhiasan.""Dia nggak suka, aku belum pernah lihat dia pakai apa pun." Kata Elliot."Gimana kalau skincare? Semua wanita pakai barang kayak gitu, kan?" Chad mengusulkan."Dia nggak pakai apa-apa. Waktu aku masuk ke kamar dia, aku lihat nggak pakai apa-apa kecuali pakai pembersih."Elliot tidak bisa cuma kasih pembersih wajah sebagai hadiah, bukan?Ben tidak menyangka, Avery begitu berbeda dari semua wanita lain yang pernah ditemui.Yang lebih tak terduga adalah, fakta bahwa presiden hebat Grup Sterling, Elliot Foster, benar-benar menyelinap ke kamar seorang gadis untuk mengamati hal-hal seperti ini!"Beliin aja dia pembersih itu, kalau begitu!" Kata Ben."Itu nggak mungkin. Kayaknya dia nggak banyak pakai itu.
Read more
Bab 72
Avery terdiam.Ketika dia menyadari bahwa teleponnya baru saja direnggut, dia mulai berlari ke arah yang telah dikebut oleh pencuri itu.Namun, dia berhenti berlari ketika ingat bahwa dia hamil dan berjalan kembali ke rumah.Nyonya Cooper berbicara di telepon dengan Elliot sekitar satu jam kemudian."Tuan Elliot, handphone Nyonya Avery dirampok ketika dia sedang berjalan-jalan tadi. Aku bawa dia ke kantor polisi untuk mengajukan laporan, tapi kami diberitahu kalau hampir nggak mungkin untuk dapatkan handphone itu kembali. Mata Nyonya Avery sangat merah. Waktu kami sampai di rumah. Dia bilang kalau ada banyak informasi penting di handphone-nya. Dia menangis sendirian di kamarnya sekarang." Nyonya Cooper tidak bisa membiarkan sesuatu tetap seperti ini, dan dia berpikir bahwa jika Elliot tahu tentang masalah ini, dia mungkin dapat menggunakan koneksinya untuk mengambil handphone Avery.Sebenarnya, Nyonya Cooper tidak pernah yakin apakah Avery benar-benar menangis di kamarnya, tetap
Read more
Bab 73
"Itu dia." Jawab Elliot."Paham! Saya akan ingat namanya!" jawab kapten.Kembali ke rumah Foster, Avery sedang duduk di mejanya dan menggunakan laptopnya untuk masuk ke akun media sosialnya, sehingga dia dapat memposting pembaruan status tentang ponselnya yang dicuri.Dia terus duduk di meja dengan linglung setelah itu.Mungkin itu hal yang baik jika pencuri ini menghapus semua yang ada di ponselnya dan menjualnya.Apa yang ditakuti adalah, orang asing yang menyerang privasinya dan memeriksa ponselnya.Dia meletakkan tangannya di kepalanya yang berputar sambil menghela napas berat.Jika dia tahu ini akan terjadi, dia tidak akan pernah meninggalkan lingkungan itu.Kenapa dia berjalan-jalan di lingkungan itu sendiri!Avery bangkit dari mejanya dan pergi ke kamar mandi.Setelah mandi, dia naik ke tempat tidur dan berbaring.Dia harus punya handphone baru dan nomor baru keesokan harinya.Dia melemparkan badannya dan berbalik di tempat tidur, tidak bisa tertidur.Suara langkah
Read more
Bab 74
Sambil menahan air mata, Avery berubah marah dan bergegas keluar dari kantor polisi.Dia tidak menandatangani surat pembebasan, dia juga tidak mengambil handphonenya kembali dari Elliot.Elliot menandatangani surat-surat dan meninggalkan kantor polisi.Dalam perjalanan pulang dengan mobil, Elliot memberikan handphonenya kepadanya dan berkata dengan suara rendah, “Aku nggak cek itu."Avery mengambil handphonenya dan napasnya terengah-engah saat dia berkata, "Tapi kamu udah tahu apa yang ada di dalamnya.""Apa itu penting? Foto-foto itu ...."Avery menggertakkan gigi dan memperingatkan dirinya sendiri untuk tidak kehilangan kesabaran dengan Elliot.Bagaimanapun, dia adalah orang yang membantu mendapatkan kembali handphonenya.Tangannya mengepal di sekitar handphonenya saat dia bertanya, "Kalau aku kasih tahu kamu, waktu aku yang kamu paksa untuk gugurkan bayi, itu bukan milik Cole tapi milik kamu ... apa kamu akan merasa bersalah?"Elliot menoleh dan meliriknya.Ekspresi Aver
Read more
Bab 75
Saat sarapan keesokan paginya, Avery dan Elliot duduk di meja makan dalam diam.Avery makan telur dan roti panggang, sementara Elliot makan sereal."Terima kasih udah temuin ponselku aku tadi malam." Kata Avery, memecah keheningan di antara mereka."Aku minta maaf soal ibu aku." Kata Elliot, akhirnya mengungkapkan permintaan maaf yang selama ini mengganggunya.Pipi Avery memerah saat dia berkata, "Bukan kamu yang mukul aku. Kenapa kamu yang minta maaf?""Dia seharusnya nggak menampar wajah kamu." Kata Elliot dengan suara kaku. "Kalau ada yang menyentuh wajahmu, aku akan—"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Avery mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai pipinya.Sangat mengejutkan, kulitnya terasa halus dan nyaman di jari-jarinya.Mata Elliot membara dan jakunnya menggelinding di tenggorokannya, sementara tangannya sedikit gemetar di sekitar gelas susunya."Oke, kita impas." Kata Avery sambil menarik tangannya dan menundukkan kepalanya untuk menghirup tehnya.Ja
Read more
Bab 76
Jika Ben mengatakan ini sewaktu mereka masih di rumah, Avery tidak akan pernah masuk ke mobilnya."Tuan Schaffer, aku tahu kamu semua ingin yang terbaik untuk Elliot—" Avery mulai berkata."Apa maksud kamu? Apa kamu nggak pernah dapat hadiah dari teman-temanmu?" Ben menyela sambil tersenyum. "Elliot selalu kasih kita sesuatu, saat kita ulang tahun.""Jadi, kamu nggak kasih dia hadiah, cuma karena dia menyuruhmu untuk nggak melakukan itu? Itu cuma nunjukin kalau kamu nggak lihat dia sebagai teman sama sekali, tapi sebagai bos." Kata Avery. "Aku nggak sangka kamu harus menyeret aku ke dalam ini. Kalau aku terima hadiah darimu atas nama dia, itu akan sama dengan aku menerima hadiah dari dia. Kalau itu masalahnya, aku pasti nggak akan bisa tega marah sama dia, kalau nanti dia akan bikin aku marah."Ben bingung.Tega untuk marah sama dia?Bagaimana tepatnya Avery memperlakukan Elliot setiap hari?Ben mulai curiga, bahwa bosnya ternyata punya sisi masokis."Kamu harus cari ide yang l
Read more
Bab 77
Avery terganggu, sampai sebuah pikiran tiba-tiba muncul di kepalanya."Apa Elliot ada hubungannya dengan apa yang terjadi dengan Cole Foster?" Dia bertanya.Ben tercengang."Menurut kamu, kenapa dia mesti lakuin itu? Bukannya Cole Foster yang bikin diri dia sendiri bermasalah dengan perjudiannya? Apa hubungan dia sama Elliot?"Avery meneguk air, lalu berkata, "Elliot bilang, dia yang rencanain itu semuanya. Dia bahkan minta aku berlutut untuk memohon ke dia demi Cole."Ben kehilangan kata-kata.Dia mengambil segelas airnya sendiri dan meminumnya, lalu berkata, "Kalian ngapain, sih? Pasangan macam apa yang selalu berantem ... ternyata kalian berdua melakukannya semua ini dengan sengaja. Apa kalian berdua bahagia yang selalu bertarung satu sama lain?!"Tentu saja, Avery menolak untuk mengakuinya."Aku nggak punya hobi aneh-aneh. Dia yang selalu memprovokasiku.""Bener! Aku yakin Elliot juga merasakan hal yang sama!""Itulah kenapa kita nggak akur." Kata Avery, meneguk air lagi.
Read more
Bab 78
Avery yakin bahwa mereka tidak membeli kalung ini di pagi ini.Kok, bisa sekarang ini ada di depannya?Dia berjalan keluar dari kamarnya dan menabrak Elliot yang sedang berjalan menuruni tangga.Dia mencoba menenangkan kegugupan di dalam dirinya dan bertanya, "Kok, bisa ada kalung ini?"Di permukaan, mungkin terlihat seperti ini tidak ada hubungannya dengan Elliot, tetapi instingnya mengatakan sebaliknya.Dia yakin Ben memberitahunya tentang hal itu.Ekspresi Elliot sedikit gelisah saat dia menjawab, "Ben yang beli."Setelah jeda, dia menambahkan, "Aku lihat harganya dan harganya terlalu murah. Nggak ada yang mau itu, jadi aku kasih aja ke kamu."Avery menyusun kata-kata di kepalanya mencoba mencari cara untuk mengembalikan kalung itu kepadanya, tetapi kata-katanya membuat pikirannya kosong.Elliot memberikan padanya karena sangat murah, sehingga tidak ada orang lain yang menginginkannya.Baik!Jika itu masalahnya, maka dia akan menerimanya!"Ayo makan malam bareng" seru El
Read more
Bab 79
"Kamu punya kekuatan untuk menolak." Kata Elliot."Makan saja makananmu!" kata Avery. "Bahkan kalau aku memutuskan untuk bekerja sama dengan Charlie Tierney, itu nggak berarti bahwa aku akan jatuh cinta sama dia. Kenapa kamu berpikir bahwa aku akan kasih itu ke dia? Apa aku tampak segampang itu bagi kamu?"Elliot terdiam.Avery kembali ke kamarnya setelah makan malam, membuka email Charlie dan melihat isinya.Gelombang kegelisahan melanda dirinya setelah dia selesai membacanya.Dia tidak tahu apa-apa tentang menjalankan perusahaan, tetapi dia memahami proposal Charlie dengan sangat baik.Jika mereka pergi ke arah yang disarankan, Tate Industri mungkin bisa kembali dari kebangkrutan.Jika bukan karena fakta bahwa Charlie adalah saudara laki-laki Chelsea Tierney, dia akan langsung setuju untuk bekerja sama dengannya.Avery menutup laptopnya dan berbaring di tempat tidurnya.Dia mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Tammy.[Aku tidur dengan Jun Hertz! Ugh! Kayaknya aku jatu
Read more
Bab 80
Jun mengangguk dan berkata, "Itu dia! Aku ketemu dia saat di luar negeri. Dia delapan tahun lebih tua dariku. Kami tetangga saat dia kuliah. Aku selalu ikut sama dia saat itu.""Kamu tetap berhubungan sama dia, padahal perbedaan usia kalian sangat jauh?" tanya Tammy."Ya! Aku selalu datang ke dia, kalau aku sedang kesusahan." Jawab Jun.Tammy melirik wajahnya dan menggoda, "Masalah macam apa yang mungkin dialami pemuda kayak kamu?""Aku mau mulai bisnis sendiri, tapi keluargaku nentang aku. Dia punya karier yang sukses. Bahkan ayah aku kagum sama dia, jadi aku butuh dia untuk bantu meyakinkan ayahku."Tammy tiba-tiba dipenuhi dengan kegembiraan."Siapa nama dia? Aku yakin aku pernah dengar tentang dia sebelumnya, kalau dia itu seorang pengusaha sukses.""Kamu mungkin pernah dengar tentang dia." Kata Jun sambil meneguk air. "Ini Elliot Foster."Mata Tammy terbelalak heran.Dia melepaskan tangan Jun dan berseru, "Dia sudah nikah?! Ya, Tuhan! Aku punya teman yang suka banget sama
Read more