Bab 344. Melayani
Wisnu dan Amelia tidak hanya membawa klepon. Mereka juga beli jajanan lainnya. Ada lapis, lemper, ongol-ongol, kue lumpur, dan kue wajik. Ini seperti akan hajatan saja.“Tempatnya jauh, Ma. Nanggung kalau Cuma beli ginian doang,” ucap Amel memberikan alasan.“Kan Papi bilang di kantin.”“Kantin yang mana, Pi. Wisnu tanya ke penjaga, mereka bilang kalau tidak pernah jualan namanya klepon. Wisnu saja sampai kasih foto yang ambil di internet. Siapa tahu beda nama.”“Oh, kalau begitu kantin di rumah sakit satunya. Papi lupa-lupa ingat.”“Ya. Amel maklum. Kan faktor U,” ledek Amel sambil tertawa.“Eit! Kalian ini jangan rame-rame, Eyang lagi istirahat.” Aku mendesis sambil menaruh telunjuk di depan bibir.“Eyang lagi baca buku, Ma. Aman,” seru Wisnu. Kemudian dia mendekat kepadaku, sambil mengusap-usap perut. “Ma laper.”Astaga! Karena mengantuk, aku jadi tidak konsentrasi. Padahal, rencananya tadi setelah menyuapi Nyonya Besar, aku akan mengeluarkan makanan yang aku bawa dari rumah.Diban
Read more