Bagian 42

"Aku datang ke sini hanya sebagai saudara, sahabat dan teman. Bukan ingin tahu tentang kehidupan pribadi kalian. Jadi jangan bawa-bawa aku dalam setiap keputusan yang kalian ambil." Rima terlihat masih tidak terima.

"Jangan salah paham, Mba. Aku hanya ingin bercerita sedikit tentang aku dan Mas Galih."

Rima diam, sebetulnya ia tak ingin mendengarkan, tapi tidak mungkin juga begitu saja pergi dan meninggalkan Larissa yang masih bercerita.

"Tiga tahun lalu, aku adalah pasien Mas Galih. Saat itu aku sedang ada di fase yang begitu berat, sebagai orang yang terkenal sangat agamis, aku kecelakaan dan hamil. Sosok yang menghamiliku pun dikenal orang yang sangat alim, ia anak dari pemilik pesantren. Aku putus asa, aku takut, dan akhirnya aku memutuskan untuk menyelesaikan hidupku, hingga kemudian Mas Galih menjadi malaikat penolong saat itu. Jadi Gading bukanlah anak dari Mas Galih."

Rima terdiam sejenak, ia menghela napas panjang dan mengatur semua isi hatinya yang berkabut. "Itu berarti mem
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter