Bab 16

"Sudahlah, tidak perlu cemas, ini hal biasa," jawab Mayang sembari meraih tisyu yang aku pegang. Kemudian, aku tatap kembali wajahnya. Ia tersenyum tipis di hadapanku, tapi setelah itu, air mata mulai membasahi pipinya.

"Mayang, sebenarnya apa yang telah terjadi?" Aku menanyakan tepat di hadapan wanita yang kupersunting dengan mas kawin hanya sepasang anting kecil yang masih melekat di telinganya.

Tangannya mencoba meraih jari jemariku. Kemudian, ia mengecupnya dengan mesra.

"Mas, aku baik-baik saja," ucapnya sambil menitihkan air mata.

"Kamu sudah tidak bisa berbohong, ini pasti ada apa-apanya," sahutku sambil menggelengkan kepala.

Tiba-tiba ketukan pintu terdengar dari arah luar. Sepertinya ada tamu yang datang. 

"Mayang, aku lihat ke depan, sepertinya ada tamu," tutupku. Kami belum selesai bicara, tapi sudah terjeda lagi dengan kedatangan tamu.

"Aku tunggu di sini, Mas," jawabnya pelan.

Kemudian aku melangkah dengan cep

Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter