Bab 25

Aku terkejut ketika mendengar penuturan Mama Ratna melalui sambungan telepon. Bibirku kaku seakan tak mampu bicara lagi. Astaga, Mayang kondisinya tiba-tiba menurun dan saat ini di ruangan ICU.

Aku berusaha menyetabilkan detakkan jantung ini. Tak kuat rasanya mendengar kabar buruk ini. Kalau boleh pinta, biarkan aku saja yang berada di dalam ruangan ICU.

Bu Anika mencoba menenangkanku. Rasanya tidak mampu jika harus kehilangan Mayang secepat ini. Janji untuk membahagiakannya pun belum terpenuhi.

"Bu, kita ke Rumah Sakit Maya Bakti sekarang, Mayang masuk ruang ICU lagi. Kondisinya melemah," ujarku setelah beberapa menit menenangkan diri. Kaki yang tadi tak kuat berdiri pun sudah mulai kugerakkan dan berusaha untuk bangkit.

"Ibu ikut!" seru Bu Diah. Aku menoleh ke arahnya. Sebaiknya ia tidak perlu ikut terlebih dahulu, agar tidak memperkeruh keadaan.

"Bu, aku saja yang menemui Mayang, ia berada di ruang ICU, percuma juga jika Ibu ikut,"

Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter