Bab 42

Pov Rindu

Mbak Mayang memang sedikit lemah dalam hal ini, ia bukan pemberontak. Mbak Mayang memang hanya mampir menangis jika ada masalah, dan ditelan sendiri di batinnya. Cerita pun hanya sekadar cerita, kadang ia melarang yang diceritakan untuk bicara. Itulah Mbak Mayang yang kukenal.

"Bu, hati-hati di jalan, terima kasih banyak, ya," sahutku pelan. Aku harus terlihat elegan dan lembut.

Mereka pun pergi, dan tidak lupa ia menjalankan misi selanjutnya. Besok Bu Anika akan menghubungi bos nya Mas Ardan, dan harus bekerja ke kantor meskipun hanya setengah hari. Saat itulah, aku akan tahu perlakuan Bu Diah pada Mbak Mayang palsu seperti apa.

Aku dituntun oleh Bu Diah ke kamar, dengan sabar ia merebahkan bobot tubuh ini di ranjang. Mas Ardan pun pamit untuk mandi.

B
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter