Bab 42

Kinanti kembali ke kamar terlebih dahulu, tidak sanggup melihat Adam yang sesekali tersenyum padanya seakan membuatnya tidak karuan.

Tubuh nya bersandar pada daun pintu, bayang Adam seakan masih berkeliaran di kepalanya.

"Sudahlah," Kinanti menepuk dahinya, tidak ingin terus menjadi gila karena Adam, dengan segera ia berbaring di atas ranjang.

Hampir saja terlelap dalam tidur tetapi, tiba-tiba ada tangan yang perlahan melingkar di perutnya lalu membelai lembut.

Kinanti tahu pasti Adam, sekalipun tubuhnya tidur miring dengan menunggu arah pintu.

Tapi tidak akan ada yang berani melakukan itu selain Adam, bahkan Kinanti pun sudah sangat hapal wangi tubuh Adam.

"Kamu sudah minum susu?"

Kinanti tanpaknya gagal dalam membodohi Adam karena, ternyata Adam tahu Kinanti hanya sedang berpura-pura terlelap.

Kinanti memilih diam menikmati pelukan Adam yang terasa begitu hangat, seakan menemukan sebuah ketenangan.

"M
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter