Related Chapters
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0094
It was colder tonight than usual. The sky is covered with cloudy clouds that carry the wind from the West. The wind breathed the scent of carnations in the Western Hills. Flying leaves on the tops of the trees is also a man's platinum hair.The man was none other than Christopher Aelius Lelievre or commonly called by the name Christ. He was sitting pensively in the backyard while staring at the scenery below. Torches have been lit along the road, and this night looks brighter than usual. The city is not asleep even though the darkness has enveloped the region. That's because tomorrow is a very precious day for his family. His sister will marry and become an esteemed lady. Christ felt guilty because he became a dilemma with his current feelings."Why haven't you slept?"Christ immediately turned his eyes to the voice calling him. A long black haired girl seemed to walk closer to him."Why are you coming out now?" Christ stood up and welcomed his sister. Vivian Carina Lelievre. "It's so
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0095
The orange sky is shining brightly out there. The Garlemald plain, north of Ilsabard, is one area with a large population. With a cornucopia of natural wealth, it is no wonder that this place became one of the founding places of the Garlean Empire. An empire that has been led by one clan for generations. Unfortunately, at this time, the Garlean Empire was in the midst of a conflict that could not be solved. The young Emperor, famous for being wise and intelligent, was also not capable enough to independently solve this problem.Emet Selch, the leader of the Garlean Empire, is now dealing with the problem. He was sitting on his throne when Lalafell named Tolol Oren came forward to him. He has a yellow crest and wears very eccentric clothes. But he has an adorable face and soft, plump cheeks."The guests have come, Your Majesty." Lalafell bowed before Emet Selch."Thank you, Tolol Oren."Emet Selch wakes up from his throne. He walked down the steps covered with a long red carpet, which
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0096
Mereka tiba di tempat pemotretan lebih cepat daripada saat Amya berangkat ke kantor. Bangunan semi minimalis modern tanpa banyak jendela. Bahkan Amya sempat meragukan jika ini tempat pemotretan yang tepat melihat tampilan luar gedung lebih mirip dengan kos-kosan murah di pinggiran kota. “Amya-ssi bisa tolong bawakan barang-barang di bagasi? Saya harus masuk lebih dulu,” ujar manajer Jaehyuk – yang namanya baru Amya ketahui setelah mendengarkan sesi perdebatan di dalam Van. Tentu saja Baekhyun berperan penting mengungkapkan nama pria itu.Amya mengangguk paham lalu bergegas menuju bagasi yang tak terkunci. Keheranannya saat memasuki Van yang cukup lengang terjawab sudah begitu mendapati bagasi nyaris penuh.“Ambil saja tas berwarna biru terang!” teriak Jaehyuk sebelum memasuki gedung.Hanya ada satu tas biru terang di sana. Amya memeluknya erat seolah tas itu adalah bayi rapuh dan ia harus menjaganya dengan hati-hati. Baru setelah ia masuk ke dalam bangunan, matanya tersihir oleh cahay
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0097
Semua hampir siap. Pekerjaan melelahkan telah mencekiknya beberapa hari lalu telah sampai di akhir. Kostum berhasil dirampungkan, stadion telah siap menampung ribuan orang, tiket telah terjual habis, yang tersisa tinggal perasaan mendebarkan menjelang konser. Padahal rasanya seperti baru kemarin saja ia direkrut langsung untuk menangani masalah sebelum konser. Waktu cepat sekali berlalu ketika diri larut dalam kesibukan. Kelelahannya patut mendapat bayaran besar. Apalagi kalau bukan beristirahat total. Sebuah hadiah untuk para staf maupun idol bersangkutan dalam rangka menjaga imunitas tubuh sebelum konser yang lebih melelahkan. Pantulan diri tengah menatap balik ke arahnya seakan tengah menilai seberapa pantaskah ia untuk kencan hari ini. Seberapa keras Amya memaksa, lelaki itu tetap bungkam dan malah menggodanya balik hingga membuat Amya kesal sendiri.“Bukan kejutan namanya kalau aku memberitahumu.” Sehun bersikukuh di seberang panggilan.“Setidaknya beritahu tempatnya, barangkali
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0098
When his consciousness was drawn back to reality, Tolol Oren gasped, his face flushed, and he realized he had fallen asleep in the pavilion near the fish pond.“Oh my god! What was I thinking?!” Tolol Oren slapped himself hard on the cheek. Hope it can divert the tickling sensation running through his body. Especially something that shouldn't have woken up down there. “Damn You! Tolol Oren!”The day was still sweltering to dream, and Tolol Oren found himself in the middle of a long dream about himself with the Great Garlean ruler. How immoral he was to dare to think such a despicable thing. His face was as hot as a grill, and his chest rumbled like an earthquake. If the sky is full of lightning, then it is complete."Shit! I'm thirsty for Emet!"Tolol Oren drowned in agony. He missed Emet Selch so much that he could always shake his feelings. Just looking at that white-haired man alone made Tolol Oren climb high. His sharp gaze and his words were always firm. Everything about Emet cou
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0099
"I’ll take care of this,” Eugene told the staff. “Thank you, Michelle. You must have had a hard time getting her here.”“Don’t worry about it!”Eugene laughed a little. “You’re so adorable when cheerful like this. I hope you always smile wide because it suits you very much.” Eugene stroked Michelle’s cheek. Eugene’s hand felt so soft when it touched Michelle’s cheek.“Can I open it now?”Michelle nodded enthusiastically.When the box was opened, Eugene couldn’t hide his surprise. Then, the release of one puddle of dog-shaped chocolate, white chocolate, makes it look similar to Bubu.“It looks like Bubu.” Eugene sparkled with pleasure. “Did you make it yourself?”“That’s right, I made it, especially for you, Oppa!”“Really? I’m so grateful to you. I didn’t want to eat the chocolate because it was so sweet.” Eugene switched on Michelle’s outfit. “Do you like Bubu so much? You even went so far as to wear a dress with a picture of Bubu.”“Em... But I like you more than Bubu.”Eugene laugh
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0100
“Apa kau tak punya kekasih?”Pertanyaan itu meluncur begitu saja tanpa bisa ditahan. Bahkan Amya sendiri terkejut dengan tindakannya barusan. Pertanyaan semacam itu sangat sensitif untuk dikatakan meski mereka sudah lebih dekat ketimbang hanya rekan kerja biasa. Seperti teman dekat. Tetapi tetap saja Amya merasa tak pantas untuk menanyakannya, apalagi secara blak-blakan.Yamamoto pun tak kalah terkejut. Jemarinya berhenti menggerakan kursor. Dan jika diperhatikan lebih seksama, pupil matanya membesar. Cahaya layar monitor membuatnya lebih jelas ketika terpantul pada kedua bola matanya. Membuat lebih cokelat terang. Pria itu berdehem sekali sebelum menjawab.“Tak ada yang menyukaiku.”Amya tertawa kecil. Bukan meremehkan jawaban Yamamoto, melainkan menutupi salah tingkahnya sendiri. “Berhenti omong kosong. Mana mungkin tak ada yang menyukai orang sebaik kau.”“Baik saja belum cukup untuk membuat seseorang suka.” Yamamoto beralih dari layar ke arah Amya. Memberikan tatapan yang tak bisa
ODD EYE CIRCLE : Beginning of The Tyr God's Syndrome 0101
Wajah yang biasanya tersenyum hangat kini membatu tanpa ada ekspresi apa pun. Dia hanya menatap lurus jajaran awan yang terhampar luas. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, tetapi sorot matanya menggambarkan kesedihan mendalam.‘Kenapa harus aku yang ditugaskan sebagai Judge Of Fire?’Batinnya terkoyak setiap kali mengingat saat menghunuskan pedang kepada Haniel. Meski itu adalah tugasnya, tetapi dia sebenarnya tak ingin melakukan kekerasan pada siapa pun. Bukankah lebih mudah menjadi Scribe Of Heaven? Tidak perlu melakukan kekerasan, hidup dengan aman dan damai, benar-benar tugas yang sempurna bagi seorang Archangel.“Apa yang sedang kau pikirkan Uriel?”Uriel membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok pria berambut pirang keemasan nan panjang. Pria itu tersenyum lembut yang mana serta merta memancarkan cahaya surgawi. Senyuman itu pun turut menular pada Uriel. “Hay Michael."Michael mendekat ke arah Uriel dan berdiri tepat di sampingnya. “Apa yang membuatmu tertarik memandangi hamp
Latest Chapter
0116
Sepanjang jalan hanya diisi oleh keheningan. Juga langkah kaki mereka yang berjalan berurutan. Dua orang – lelaki dan wanita – berpakaian lebih kompleks dari yang lain memimpin, diikuti oleh tentara Germany yang menyasar, dan terakhir para tentara lainnya.Dua Germany masih tak habis pikir dengan ketenangan di tempat ini. Jauh dari kebisingan, jauh dari kerusuhan, jauh dari kata ‘Perang’. Pikiran mereka bertanya-tanya, bagaimana bisa ada tempat damai seperti ini di tengah-tengah peperangan? Mereka terhanyut dalam keasyikan batin sampai lupa untuk mengenalkan diri pada orang-orang baru ini.“Eum... Namaku Ronald, Nona?” Ronald menjadi yang pertama mengenalkan diri. Dia mengelap tangannya sendiri sebelum mengulurkannya ke arah wanita berkarisma di depannya.Si wanita menoleh, menatap uluran tangan, lalu tersenyum. “Fan, dan kau tak perlu memanggilku Nona.”“Ah... yah, Fan.” Ronald mengulangi nama itu untuk mengusir kecanggungan.“Kalau kau bermaksud mendekatinya, kau salah orang Bung! D
0115
Terputusnya panggilan video membuat Kevin yang semula memasang tampang ceria kembali menjadi datar. Pandangannya menatap nanar ke ponsel yang telah menghitam sebelum beralih ke arah jendela. Menatap pemandangan dari luar, cukup banyak orang-orang berlalu lalang. Kebanyakan berpakaian seperti dirinya sedangkan yang lain berjas putih dan rapi. Lumayan membosankan tinggal disini, walaupun belum sampai seminggu. Rasanya Kevin ingin cepat-cepat keluar dari Rumah sakit sialan ini.Tempat yang katanya mampu membuatnya sembuh lebih cepat nyatanya hanya penjara yang mengekangnya hingga tak bisa bergerak leluasa. Di tambah dengan tangan kanan yang masih sangat sakit untuk di gerakan. Bagaimanapun juga dia tak bisa memaafkan pelaku di balik kejadian ini. Siapa lagi kalau bukan Tiara. Gadis itu sangat mencurigakan. Dan, sialnya mampu berpura-pura seolah tak terjadi apapun di depan Nia."Padahal mereka terlihat dekat," gumam Kevin. Banyak hal tak terduga yang tak bisa dia cari jawabannya. Tiara ta
0114
Di salah satu hari menjelang musim dingin tiba, Desa Kanomiyama mendapatkan kunjungan dari Oda Toshihiro bersama dengan seorang koki Kastil bernama Hirokawa Fuji. Kedatangan mereka tak lain untuk membantu para masyarakat ditengah kesibukan mempersiapkan persediaan musim dingin. Karena siapapun di desa itu tahu jika musim dingin akan menjadi mimpi buruk karena mereka akan kesulitan berburu dan mengumpulkan kayu bakar. Terutama karena di tahun 1586, hutan menjadi tempat berbahaya yang dapat merenggut nyawa."Baiklah semuanya, hari ini kita akan mempraktikan cara memasak bebek yakitori dan manjuu babi hutan, cara ini sangat mudah dan kalian bisa memasaknya lain waktu."Fuji, sang koki istana mengangkat pisau daging lalu menghantamkannya ke arah bebek yang telah dibersihkan. Seluruh penduduk mengangguk-anggukan kepala mereka setiap kali mendengar penjelasan dari Fuji. Entah memang paham atau hanya mengikuti saja.Sebagai seorang koki kastil, keahlian Fuji tak diragukan lagi. Dalam waktu y
0113
TAK! TAK! TAK!Ujung tajam pisau bergerak dengan cepat, memotong kentang di atas talenan kayu, membentuknya menjadi kecil memanjang. Suasana di dalam dapur terasa pekat akan keheningan. Tampak seorang gadis muda sedang menyibukkan diri dengan membuat hidangan lezat lainnya.“Apa semua sudah aman terkendali, Orion?” tanya seorang pria paruh baya dengan kumis putih di wajahnya. Dia adalah Butler yang bertugas mengawasi pekerjaan para Maid lain. Termasuk pada gadis yang tengah memotong-motong kentang tersebut.Orion – Maid muda – menatap tanpa ekspresi tertentu. “Makan siang akan siap sebentar lagi, Tuan Steve.”“Bagus lah kalau begitu.” Steve – si Butler – tersenyum. “Apakah ada yang perlu kau butuh kan lagi?”“Tidak ada, semua sudah aman terkendali.”“Tuan Arthur tak suka –”“Daun bawang, bukan?” Orion memotong ucapan Steve sebelum pria itu menyelesaikannya. “Dan tak ada daun bawang pada sebuah Poutine.”Steve membuka mulutnya, hendak menyangkal sebelum akhirnya dia menyadari satu hal.
0112
“Dan.....?” desak Isafuyu.“Dan... tekun dalam berlatih.”“Dan....?”Nira mengernyitkan alis. Isafuyu terus meminta penjelasan meskipun dia telah menjawab seperti apa yang dia pikirkan. Tetapi, Nira tetap melakukan apa yang diminta Isafuyu meski dalam keadaan bingung.“Dan... pintar?”“Ah, ayolah! Apa kamu tak bisa berbicara dengan jujur?!”“Sssttt!!”Dan Isafuyu langsung mendapat hardikkan dari penjaga perpustakaan yang berada tak jauh dari mereka. Tak hanya itu saja, seluruh pasang mata pengunjung perpustakaan serentak menatap tajam ke arah mereka.“Jangan berisik Issa.” Nira mengingatkan.“Ugh...” Isafuyu menggigit bibirnya. “Kalau begitu, lebih baik kita pindah tempat saja!”Sebelum Nira melayangkan protes, Isafuyu sudah lebih dulu menarik tangannya, keluar dari perpustakaan. Wilayah sekolah masih tampak ramai oleh murid-murid yang sedang menghabiskan waktu istirahat dengan makan atau pun sekedar mengobrol. Tak banyak tempat yang masih sepi, sehingga Isafuyu memutar otaknya lebih
0111
Seorang gadis berambut Electric blue tengah berjalan menuju sebuah bangunan megah di ujung jalan. Hari masih terlalu pagi – matahari bahkan belum cukup menapaki kaki langit – sehingga hanya terlihat rinai kekuningan bercampur biru. Udara dingin berembus meniup helaian rambut Electric blue, membuatnya sedikit berantakan sehingga gadis itu harus beberapa kali merapikannya. Waktu telah berjalan sekitar seminggu sejak pertama kali dirinya menjejakkan kaki ke sekolah ini.“Pagi Nira-san!” sapa seorang pria berambut panjang menepuk pundaknya.Nira Naeve – si gadis berambut Electric blue – berjingkat karena terkejut. Dia langsung menundukkan wajahnya begitu mendapati siapa gerangan yang memanggilnya tadi.“Pagi Izayoi-san.”“Kamu berangkat sangat pagi yah, benar-benar anak yang rajin!”“Ti... tidak serajin itu kok.”Nira merapikan rambut panjangnya yang menjuntai, tetapi lumayan susah karena dia terus menerus menunduk sehingga helaian rambutnya kembali jatuh.“Eh, sebentar.”Nira membeku saa
0110
“Hey, it’s okay..” Unsuur berusaha menenangkan pembangun. Sekalipun perasaan getir menggaung dalam hatinya. Respon pembangun menjelaskan bahwa dia telah melupakan segala hal yang terjadi semalam setelah muntah. Begitu juga dengan ciuman singkat mereka.‘Memang apa yang aku harapkan? Dia hanya mabuk bukannya menanggapi dengan serius.’“Unsuur.”“Yeah...”Pembangun menunduk. Meski begitu, Unsuur dapat menemukan semburat rona yang menjalar dari wajah hingga telinga pembangun. Dia tengah bersemu. Tetapi keheningan ini membuat Unsuur merasa gelisah. Kalau-kalau pembangun malah mengingat hal yang tak mengenakan. Seperti...“Semalam, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirku.”BADUM!“Kau yakin?”Pembangun mengedikkan bahu. “Entahlah... tak begitu yakin.”“Jika merasa tak enak, lebih baik lupakan saja.”“Tapi –”“Makanlah bubur itu, setelah itu akan ku antar kau pulang.”Dan Unsuur keluar dari kamar, meninggalkan pembangun di dalam kamarnya.‘Semestaku terhisap luban
0109
Pembangun menggeleng, hidungnya menggesek tengkuk Unsuur, membuat Unsuur merinding seketika. “Rasanya sangat bosan menari tanpamu.”“Lalu, kau mau bagaimana?”Pembangun terkekeh kecil. “Menarilah bersamaku~”“Tapi aku tak pandai menari.”Pembangun melepaskan pelukannya, menjadikan Unsuur menoleh ke belakang untuk meringankan rasa penasarannya. Kini pembangun berwajah masam, kecewa atas sikap Unsuur yang menolak ajakannya. Tetapi alih-alih merasa ketakutan, Unsuur justru mengulum senyum. ‘Dia sangat menggemaskan~’ Unsuur membatin.“Ayo lah... biarkan aku mengajarimu caranya menari~”“Tapi –”Sebelum Unsuur menolak, pembangun sudah menarik tangannya. Dan Unsuur hanya bisa pasrah ketika dibawa ke tengah-tengah lantai dansa. Pandangannya terfokus ke arah tautan tangan mereka. Jari-jemari lembut pembangun menggenggam tangannya. Melihat itu membuat Unsuur menjadi lumayan tenang. Mungkinkah ini kekuatan cinta?“Ikuti saja musiknya.”Unsuur menelengkan kepala ke musik berasal. Kini lagu berte
0108
Matahari berkilau terang sekali menggantung di langit. Musim panas tak main-main kali ini. Membangkitkan jiwa-jiwa penuh semangat yang tak berhenti untuk bergerak maju. Berbanding terbalik dengan seseorang yang duduk termenung di bawah pohon.“Hari ini tampak cerah bukan?” katanya dengan pandangan kosong. “Benar-benar cerah, tapi kenapa aku merasa kosong di sini. Seperti bukan diriku yang biasa. Aku merasa terlupakan sesaat. Seperti roda yang tiba-tiba berhenti, begitu juga dengan waktu yang berhenti berputar. Padahal Sandrok sedang aman tapi...”“Apa kau baik-baik saja, unsuur?”Yup, laki-laki itu adalah Unsuur. Sang kapten civil corp yang tak pernah sekalipun melupakan kewajibannya untuk membawa kedamaian di Sandrok. Kota kecil dengan penduduk yang saling mengenal satu sama lain.“Aku baik-baik saja, hanya saja...” Unsuur mengambil batu yang ada di dekatnya. “Aku merasa batu ini lebih berguna daripada keberadaanku.”“Jangan konyol!”Unsuur meringis. “Maaf, tak akan ku ulangi lagi.”