0110

“Hey, it’s okay..” Unsuur berusaha menenangkan pembangun. Sekalipun perasaan getir menggaung dalam hatinya. Respon pembangun menjelaskan bahwa dia telah melupakan segala hal yang terjadi semalam setelah muntah. Begitu juga dengan ciuman singkat mereka.

‘Memang apa yang aku harapkan? Dia hanya mabuk bukannya menanggapi dengan serius.’

“Unsuur.”

“Yeah...”

Pembangun menunduk. Meski begitu, Unsuur dapat menemukan semburat rona yang menjalar dari wajah hingga telinga pembangun. Dia tengah bersemu. Tetapi keheningan ini membuat Unsuur merasa gelisah. Kalau-kalau pembangun malah mengingat hal yang tak mengenakan. Seperti...

“Semalam, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirku.”

BADUM!

“Kau yakin?”

Pembangun mengedikkan bahu. “Entahlah... tak begitu yakin.”

“Jika merasa tak enak, lebih baik lupakan saja.”

“Tapi –”

“Makanlah bubur itu, setelah itu akan ku antar kau pulang.”

Dan Unsuur keluar dari kamar, meninggalkan pembangun di dalam kamarnya.

‘Semestaku terhisap luban
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter