0109

Pembangun menggeleng, hidungnya menggesek tengkuk Unsuur, membuat Unsuur merinding seketika. “Rasanya sangat bosan menari tanpamu.”

“Lalu, kau mau bagaimana?”

Pembangun terkekeh kecil. “Menarilah bersamaku~”

“Tapi aku tak pandai menari.”

Pembangun melepaskan pelukannya, menjadikan Unsuur menoleh ke belakang untuk meringankan rasa penasarannya. Kini pembangun berwajah masam, kecewa atas sikap Unsuur yang menolak ajakannya. Tetapi alih-alih merasa ketakutan, Unsuur justru mengulum senyum. ‘Dia sangat menggemaskan~’ Unsuur membatin.

“Ayo lah... biarkan aku mengajarimu caranya menari~”

“Tapi –”

Sebelum Unsuur menolak, pembangun sudah menarik tangannya. Dan Unsuur hanya bisa pasrah ketika dibawa ke tengah-tengah lantai dansa. Pandangannya terfokus ke arah tautan tangan mereka. Jari-jemari lembut pembangun menggenggam tangannya. Melihat itu membuat Unsuur menjadi lumayan tenang. Mungkinkah ini kekuatan cinta?

“Ikuti saja musiknya.”

Unsuur menelengkan kepala ke musik berasal. Kini lagu berte
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter