Home / Romansa / Pembantu Rasa Nyonya / Bab 10. Keracunan K-Pop NCT
Bab 10. Keracunan K-Pop NCT

Hampir dua minggu aku bekerja di rumah ini. Sedikit demi sedikit aku mengerti tentang sifat Tuan Kusuma dan Nona Amelia. 

Aku merubah sedikit penataan rumah sehingga terkesan asri dan lebih nyaman, tentunya dengan seijin Tuan Kusuma. Dia membebaskanku untuk mengatur apa yang aku mau. 

Yang aku rombak di bagian dalam rumah dulu. Di depan pintu rumah, di bagian dalam, aku menaruh meja tinggi sebagai foyer yang di atasnya ada pot besar dengan dedaunan hijau dan bunga sedap malam. Jadi ketika masuk rumah, langsung disuguhi pemandangan daun hijau dan bau wangi bunga. Harapannya, masuk rumah langsung hilang aura negatif dari luar.

Di ruang bagian dalam, aku juga meletakkan beberapa bunga hidup di beberapa titik yang aku ambil dari taman belakang. Kesan segar dan nyaman. Dalam hal ini, Pak Maman dan Pak Satpam yang membantuku. 

Ruang kerja Tuan Kusuma juga aku beri sentuhan sedikit. Setiap hari aku rangkai bunga pisang kecil berwarna kuning yang tumbih banyak di taman belakang. Aksen warna kuning dan hijau bisa mengurai pikiran yang kusut. Cocok untuk di ruangan ini.

File-file aku rapikan tanpa merubah susunan awal. Kawatirnya, ketika Tuan Kusuma mencari sesuatu malah bingung. Ada beberapa rak di sana. Koleksi bukunya banyak, bermacam buku ada. Ternyata Tuan Kusuma hobi membaca buku. Ada buku yang dulu aku pernah membacanya.

Dunia Sofie  judulnya, karya Jostein Gaarder.

Buku tentang filsafat. Bagus banget. Walaupun tentang filsafat,  tetapi penyampaiannya ringan dan mufah dimengerti. Buku ini sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, tetapi yang ini dalam Bahasa Inggris. Ini lebih bagus. Kadang-kadang terjemahan merubah penangkapan, walaupun sedikit. Aku ingin membacanya lagi, untuk vitamin otak yang sudah lama beku karena masalah keseharian.  

"Can you speak english?" 

Kaget aku! Aku membalikkan badan ke arah suara itu. Ternyata Tuan Kusuma.

"Bisa, Pak. Sedikit. Maaf, tadi saya rapikan buku-buku dan melihat ini," jelasku. Segera aku meletakkan kembali buku Dunia Shopie dan menutup pintu kaca rak.

"Pernah baca buku itu?" tanya Tuan Kusuma, sambil mendekatiku. Aroma parfumnya menyeruak lembut. Tiba-tiba aku terdiam dan hanya mampu menjawab dengan anggukan. 

Dia buka kembali pintu rak dan diambilnya buku yang tadi. Diulurkannya tangan ke rak bagian atas. Entah, kenapa hangat tubuhnya membuat kulitku meremang? Segera aku menjauh darinya. Aku harus menjaga jarak.

"Ini, kau bawa aja bukunya. Ada beberapa buku dengan pencipta yang sama. Mungkin kamu suka. Kalau ada yang lain, ambil saja!" jelasnya sambil menyerahkan buku itu kepadaku.

"Terima kasih, Pak. Saya permisi!" pamitku, dan segera aku berbalik menuju pintu keluar.

"Rani!"

"Iya, Pak?" Panggilannya, menghentikan langkahku.

"Terima kasih. Rumahnya jadi nyaman," ucapnya sambil tersenyum. 

Aku anggukkan kepala dan pergi, tidak baik aku berlama berdua dengannya. Tidak nyaman.  

*

"Tante! Aku cari di kamar tidak ada, ternyata di sini. Ayook, temenin aku," rengeknya manja. Belum aku jawab, langsung ditariknya tangan ini ke dalam kamarnya.

Kamarnya berantakan sekali. Banyak baju yang digelar di tempat tidur. 

"Kamu lagi apa, Sayang?"

"Besuk mau lari pagi. Mumpung hari minggu. Pakai baju yang mana, ya?" katanya bingung. Aku terkekeh melihat tingkahnya. Mau memilih baju saja, seperti mikir negara. Dasar ABG-anak baru gede.  

"Sekarang cuacanya dingin. Pakai baju ini saja yang agak tebel!" kataku. Baju biru muda bergaris dan celana biru tua.

"Oh iya. Bagus, Tante! Besuk pagi temenin, ya. Putar-putar di komplek saja."

Aku membantu dia membereskan baju yang berserakan. 

Pada laptopnya menayangkan video K-Pop, lagu NCT terbaru, 90's Love. Jadi ingat Wisnu, dia juga penggemar NCT. Kalau di rumah dulu, sepanjang hari layar komputer terpampang video lagu mereka. Bahkan ketika mengerjakan tugas, videonya dikecilkan jadi masih terlihat. Bagaimana bisa konsentrasi? pikirku. Katanya, menambah semangat. Anak-anak sekarang ada-ada saja.

"Amel, suka NCT?" 

Dia seperti kaget dan menoleh ke arahku. 

"Tante tahu NCT?" Dia mendekatiku dengan memasang wajah heran. Mungkin dia berpikir, emak-emak kok tahu grup brondong Korea?

"Tahulah. Tante sering dengar lagunya karena anak Tante suka banget. Setiap hari diputar. Sampai hafal!" jelasku. 

Aku sudah terikut terkontaminasi virus K-Pop terutama NCT. Ini dikarenakan Wisnu, setiap pagi selalu nge-dance mengikuti video latihan mereka. Sekalian olah raga katanya. Bagaimana otak kecilku tidak merekam video mereka?

Diwaktu senggang, anakku itu menceritakan tentang mereka. Dari kesukaannya apa, bahkan arti lirik lagupun dia diskusikan denganku. Dia suka sekali dengan Taeyong dan Ten.

"Oya! Aku suka sama Lukas. Kalau Tante suka siapa?" kata Amel menunjuk layar laptop.

"Tante, suka Doyong. Suaranya bagus!"

"Aku seneng sekali!  Akhirnya Amel ada temen nonton NCT. Tante tidur sini, ya. Kita nonton bareng," rajuknya sambil memelukku.

Duh!

Keracunan lagi, aku.

Keracunan NCT.

***

Related Chapters

Latest Chapter