Bab 168. Enggan

“Mas Suma yakin akan kembali sekarang? Atau Wisnu ikut saja supaya ada menemani di perjalanan?” Aku menunggui Mas Suma yang berganti pakaian di kamar. Dia bersiap untuk kembali. Katanya, ada yang harus diselesaikan tentang pengucuran dana talangan untuk oprasional perusahaan.

“Tidak usah. Biarkan dia stand by di sini. Mengawasi adik-adiknya terutama Amelia. Tadi mereka berdua sudah aku kasih arahan supaya tidak melakukan hal yang membahayakan.”

“Tapi Mas, aku---“

“Kenapa? Atau kamu yang tidak memperbolehkan aku pergi. Masih kangen, ya,” ucapnya sembari meraih pinggang ini.

Wajahnya menunjukkan senyuman jahil dengan menggerak-gerakkan alis mata. Kalau tidak karena dia sudah bersiap, pasti aku meluncurkan jurus yang memabukkan. Sayangnya, keharusan tanggung jawab yang memaksanya harus pergi.

“Bilang saja Mas Suma yang pingin lagi,” bisikku sembari mengalungkan kedua tangan di lehernya.

Aku tersenyum melihat dia yang menelan ludah, terlihat dari jakunnya yang bergerak naik turun. Ternyat
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter