Bab 193. Puber?

Dari pagi, senyuman terbayang di wajah suamiku. Tidak hanya itu, dia selalu berusaha menyentuhku walaupun sekadar usapan dan ciuman sekilas. Jangan ditanya berapa kali dia membisikkan kata cinta dan sayang. Sampai-sampai, Amelia meledek habis-habisan tingkah Papinya ini.

“Papi ini kenapa, sih. Amelia saja sudah tidak manja lagi sama Mama. Kok Papi kayak anak kecil saja!”

“Eh, Amelia memang tidak boleh manja lagi. Kan sudah punya adek dua,” sahut Mas Suma tanpa melepaskan pelukan di pinggangku. Agak jengah juga, sih. Lagi bikin banana milkshake, ada yang nempel seperti perangko gini. Kemarin Ibu panen pisang di kebun. Buah masak di pohon ini aku blender tanpa gula tapi dicampur susu murni dan pendinginnya tidak menggunakan es batu, tapi es krim rasa vanilla. Rasanya segar dan creamy.

“Apalagi Papi! Sudah punya anak empat!” celetuk Amelia sambil terkekeh, sambil menyiapkan beberapa gelas untuk minuman yang aku buat ini. “Sana-sana, olah raga pagi. Katanya semakin tua harus sering olah r
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter