Bab 198. Dia
Isi kepalaku berisi berbagai prasangka dan analisa siapa yang sebegitu penasaran dengan kehidupan kami. Seperti gado-gado yang aku makan sekarang ini, campur baur.

Apa dia orang dari masa lalu Mas Suma? Atau, justru orang yang pernah penasaran denganku? Bisa jadi, lawan bisnis kami yang mencari kelemahan di keluarga kami.

Sampai selesai makan, Claudia belum menampakkan wajahnya. Aku menyeruput jus pepaya di bagian terakhir. Otakku yang sedang berpikir, ternyata tidak menyurutkan rasa lapar, justru membuatku khilaf.

“Sudah selesai makannya, Bu Rani? Ini ada camilan.” Claudia datang diikuti anak buahnya yang membawa namban berisi toples kecil-kecil yang lucu dan teh hangat yang masil mengepul.

“Sudah. Makanannya enak. Terima kasih, ya,” sahutku sambil melemparkan senyuman. “Sebenarnya aku menunggu rekaman CCTV itu, lo. Mana?”

“Masih disiapkan orang IT saya. Sekalian saya berikan copynya ke Bu Rani. Tapi, saran saya dilihat di rumah saja. Karena sekarang Bu Rani kan lagi perawatan, j
Astika Buana

Ikuti juga tiga cerita TAMAT lainnya di akun Astika Buana. Selamat Membaca.

| Like
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter