Bab 597. Upaya Untuk Papa
Lengang.Papa sudah tertidur. Setelah meracau tentang keluarganya, dia terkapar dan aku papah ke kamar depan. Dalam tidurnya, sesekali mulutnya bergumam seperti orang kesakitan.Bramantyo, lelaki yang dulu menjadi panutanku, terlihat seperti orang pada umumnya. Seseorang yang menyerah, ringkih, dan tidak berdaya. Berbeda dengan sosoknya dahulu.Aku masih ingat. Seperti sekarang ini, aku mengamati Papa yang sedang tertidur. Dahulu, aku menganggapnya seperti dewa. Tubuhnya tinggi besar dengan rambut panjang sebahu, mengingatkan aku pada film Hercules. Walaupun, tubuhnya tidak sebesar Kevin David Sorbo, tapi kekuatan dan kepintarannya tidak terkalahkan.Aku bangga setiap berjalan bersama. Langkahku ringan, terlebih saat tangan besarnya menggenggam tangan ini. Kalau dia sudah tertidur seperti sekarang ini, pasti aku menyelusup di lengannya yang besar. Di dalam pelukannya membuatku merasa aman.Namun, yang dihadapanku sekarang hanya lelaki kebanyakan yang kesepian.Lampu aku matikan dan m
Read more