Bab 19

Aku tersentak ketika mendengar pertanyaannya. Papa Sandi dan Mama Ratna terus menerus menatapku. Mereka menunggu pernyataan tentang penyakit Mayang.

"Ardan, kenapa bengong?" tanya papa.

"Pah, Mah, aku baik-baik saja," ucap Mayang. Ia tidak pernah berhenti meyakinkan kami bahwa ia baik-baik saja.

Krekek ....

Suara pintu dibuka oleh salah seorang suster. Ternyata dokter yang menangani Mayang datang untuk visit.

"Pagi, Mayang ...." sapa dokter dan susternya. Kuperhatikan mereka sudah amat dekat, seperti sudah lama bertemu.

"Pagi, Dokter Sulis," jawab Mayang. Ia mengenal nama dokternya. Itu artinya sudah sering bertemu.

Kami semua mundur, mempersilahkan dokter memeriksa kondisi Mayang.

"Bagaimana si, kan saya bilang banyak-banyak istirahat di rumah, nggak usah becicilan," canda dokternya.

"Dokter bisa saja," ejek Mayang gantian. Kemudian, setelah diperiksa, aku pun mendekatinya.

"Dok, bagaimana dengan istri saya?" tan

Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter