Bab 21

POV Mayang

Arya adalah salah satu alasan untukku bertahan. Setiap kali menyusui anak itu,  wajah mungilnya selalu membuatku menitihkan air mata. Ia akan kehilangan sosok seorang ibu.

Bukan sekadar karena penyakit yang aku derita, tapi rasa bersalahku yang terus menerus menyiksa, membuat penyakitku semakin bertambah parah. Bagaimana tidak, ucapan ibu mertuaku bahwa melahirkan Caesar tidaklah ibu yang sempurna, membuatku merasa bersalah pada Arya yang telah melahirkannya dengan persalinan operasi.

Selain penyakit yang aku derita ini, ada sesuatu hal yang aku rahasiakan pada Mas Ardan. Itu sebabnya, aku akan mengutarakan ini semua pada tanggal 5 September. Banyak yang ingin kubicarakan di hari spesial itu.

"Pah, jangan marah pada Mas Ardan, ia tidak tahu apa-apa, suamiku itu hanya tidak ingin disebut anak durhaka," ucapku ketika Mas Ardan pulang. Papa yang teramat benci pada suamiku, membuat mulut ini harus menguak semua yang aku tahu.

"Kamu ngga

Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter