0102

Diavolo menatap tepat ke mata Uriel, lalu tersenyum. “Aku percaya padamu.”

Sekelebat ingatan mengenai obrolan mereka kembali muncul. “Apa maksudnya dengan percaya padaku? Apa dia memang mudah sekali percaya pada orang asing? Dan kenapa dia selalu tersenyum manis seperti itu?” Tepat setelah monolog itu terucap dari bibirnya, Uriel langsung menggelengkan kepala cepat-cepat. “Apa yang barusan ku katakan? Senyumannya manis? Yang benar saja.”

Sosok Iblis berambut merah itu benar-benar jauh dari bayangannya yang terkesan kejam dan tidak berhati nurani. Ternyata Diavolo tak semenakutkan itu. Dan Uriel baru menyadari bahwa dia sangat penasaran dengan sosok Diavolo yang baru saja ditemuinya. Apakah iblis itu berbeda dengan iblis kebanyakan? Atau barangkali itu hanyalah topeng semata?

“Sudah lah, jangan terlalu memikirkannya,” monolog Uriel. “Lebih baik aku istirahat saja hari ini.”

Hari pertama dilalui Uriel dengan sarapan -tentu saja- yang ternyata dihidangkan langsung oleh koki kerajaan ke d
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter