Bab 112. Pembicaraan Pagi
Hmm …. Aku tersenyum di sela aktifitas pagi ini, teringat bagaimana kami berdua tadi malam yang seakan lupa akan usia yang tidak muda lagi. Tak ubahnya pengantin baru yang sedang mabuk kepayang, aku menunggu suami dengan segala persiapan lebih sebagai ‘kucing garong’.Semua sudah ada di cek list, mulai dari rambut sampai ujung kaki sudah dibaluri wewangian yang dia suka, termasuk baju yang kurang bahan.“Sudah tidak sabar menunggu, ya? Aku pun demikian,” bisiknya sambil meraih tubuh ini, setelah meletakkan bawaannya. Tertinggal martabak special yang terabaikan karena kebersamaan kami yang sudah tak tertahan lagi.*Sebagai perempuan harus bisa berperan ganda, sebagai istri, teman, ibu, dan belum lagi disibukkan dengan pekerjaan. Kesibukan kami di Gallery semakin bertambah, bahkan aku harus setiap hari datang untuk memastikan semua dalam rencana. Padahal komunikasi kami tetap terjalin secara online, tetapi, pekerjaan kami yang lebih ke visual mengharuskan untuk tetap harus bertatap muk
Read more