0100

“Apa kau tak punya kekasih?”

Pertanyaan itu meluncur begitu saja tanpa bisa ditahan. Bahkan Amya sendiri terkejut dengan tindakannya barusan. Pertanyaan semacam itu sangat sensitif untuk dikatakan meski mereka sudah lebih dekat ketimbang hanya rekan kerja biasa. Seperti teman dekat. Tetapi tetap saja Amya merasa tak pantas untuk menanyakannya, apalagi secara blak-blakan.

Yamamoto pun tak kalah terkejut. Jemarinya berhenti menggerakan kursor. Dan jika diperhatikan lebih seksama, pupil matanya membesar. Cahaya layar monitor membuatnya lebih jelas ketika terpantul pada kedua bola matanya. Membuat lebih cokelat terang. Pria itu berdehem sekali sebelum menjawab.

“Tak ada yang menyukaiku.”

Amya tertawa kecil. Bukan meremehkan jawaban Yamamoto, melainkan menutupi salah tingkahnya sendiri. “Berhenti omong kosong. Mana mungkin tak ada yang menyukai orang sebaik kau.”

“Baik saja belum cukup untuk membuat seseorang suka.” Yamamoto beralih dari layar ke arah Amya. Memberikan tatapan yang tak bisa
Continue to read this book on the App

Related Chapters

Latest Chapter