"Selamat!" Rima membalikkan badan, kemudian memberikan senyum tipis. Sementara Galih masih terpaku, menatapnya dengan sendu, tiga bulan ini memang banyak yang ajaib dalam hidupnya, bahkan keputusan untuk menikah batu saja diambil dua Minggu yang lalu. Sebuah keputusan yang berat, juga kesadaran bila dirinya dan Rima bukanlah jodoh."Aku tidak akan mengundangmu, jadi kamu tidak perlu datang," ucap Galih.Rima menganggguk. "Baik, aku tidak akan datang.""Aku bukan membencimu, aku hanya takut saja. Tidak perlu dijelaskan, kamu tentunya paham. Aku berusaha meraihmu, tapi tidak tergapai."Rima diam, wajahnya sudah berubah, ia tak lagi menunjukkan permusuhan. "Untuk hari baikmu, kamu tak perlu membicarakan perasaan di masa lalu. Semua sudah selesai dan kamu fokus menyongsong masa depan."Galih mengangguk setuju, meski terlihat sekali wajahnya lain dan sedih. "Mas Galih!" panggil seseorang. Rima membalikkan badan, terlihat wanita muda dengan jilbab merah melambaikan tangan, ia tidak sendiri
Read more