Bab 197. Siapa?
“Mami memang begitu,” ucap Mas Suma setelah ponsel aku letakkan di atas nakas. “Sabar, ya,” tambahnya sambil mengusap pipi ini.Suamiku pasti tahu dengan rasa kesalku ini. Karena dia pun tahu benar dengan sifat maminya itu yang gemar mengatur ini dan itu dan tidak mau dibantah. Sedari kecil kan dia yang diperlakukan seperti itu. Sebenarnya, sifat mereka berdua sama, dan sekarang aku yang menjadi obyeknya.Aku bukannya tidak mau menerima kebaikan mertua, tapi kalau diatur-atur begini terkesan seperti dipaksa-paksa. Walaupun aku tahu, beliau sebenarnya berniat baik. Namun, bukankan apa yang menurut baik itu belum tentu cocok untuk orang lain.Memang, paket terbaru itu sempat ditawarkan Claudia tadi malam. Cuma karena memakan waktu seharian, aku lebih memilih paket yang simple. Bukan kerna biaya, tetapi karena aku ada rencana ke gallery. Kalau seperti ini kan, rencanaku berubah karena mertuaku ini.“Ya udah, sekarang aku antar saja ke tempat Claudia. Biar Pak Maman jemput saja. Senyum do
Read more