"Kemana aku harus pulang Tuan Adam? Tidak ada yang bisa menerima ku, menopang tubuh lelah ku, mendengarkan setiap keluhan ku, mengerti akan keadaan ku ini, kalian semua hanya memandang ku sebelah mata," Kinanti tertunduk pilu, berkabut luka yang begitu dalam.Cinta pun tak mampu menopang diri memberikan sandaran pada luka hati yang di landa.Di manakah kebahagiaan yang nyatanya sampai saat ini pun belum juga tiba.Kapan bisa merasakan manis madunya di cintai, di perjuangkan, di pertahankan.Tangan lembutnya mengusap wajah, berusaha kuat untuk mengendalikan diri."Aku tidak mengerti tuan Adam, barusan kau menghina ku lalu, aku pun hanya ingin membuktikan hinaan mu memang benar tapi, kau menghajar mereka."Suara putus asa Kinanti begitu lelah, lemah dan terluka."Jawab aku, kenapa kau menghajar mereka!!" Seru Kinanti diiringi isak tangis."Kinanti, cukup, ayo kita pergi dari sini. Di sini tidak baik untuk mu, bahkan udara sangat dingin sekali," Adam memegang lengan Kinanti, berusaha men
Read more