"Sayang."Adam tersentak saat tangan Renata dilingkarkan di perutnya, seketika itu pula ia memutuskan panggilan telpon yang masih terhubung dengan istri gelapnya. Kinanti.Adam masih bersyukur karena sudah tidak lagi memegang pisang keramatnya tapi, sejak kapan Renata keluar dari kamar."Adam," Renata memutari tubuh Adam, berpindah ke depan dengan perlahan tangannya melingkar di leher suaminya.Perlahan Adam pun memasukkan ponselnya ke dalam celana, memasang senyuman sekalipun masih di kuasai ketengan."Kamu kenapa? Kok, panik gitu?" "Kamu kenapa bangun?" Adam lebih memilih mengalihkan pembicaraan dibandingkan harus membahas hal yang bisa membuatnya bingung dengan jawaban dari setiap pertanyaan Renata."Aku, terbangun dan aku lihat kamu nggak ada, akhirnya aku nyariin kamu, ternyata kamu di luar," jelas Renata dengan senyum manja, "tapi, aku dengar barusan kamu teleponan, sama siapa?" Tanya Renata penuh selidik."Em, barusan Kak Hanna telpon, nanyain kamu," bohong Adam."Kak Hanna?"
Read more